Hai..
Apa kabar? Semoga baik-baik saja. Aamiin
Well,
malam ini saya mau bernostalgia *asik :D
tapi
bukan tentang saya dengan seseorang yg berlainan jenis dengan saya,
bukan.
Malam
ini, saya mau bernostalgia, bercerita tentang sahabat terhebat yang pernah saya miliki dalam
hidup yang serba penuh kebahagiaan daan kesengsaraan ini.
Saya
percaya Allah itu Maha Baik. Terlihat Dia mengirimi saya dengan perempuan hebat
dan terbaik dalam hidup saya.
Muzdhalifa
Rukmayana aminuddin. Iffa, Gode biasa dia disapa. Sahabat saya ini sudah
berulang kali saya menulis tentangnya di blog ini. Iffa, cewek super menyebalkan
yang pernah saya temui dan cewek yang super unik, beda yang pernah saya ketahui
keberadaannya. :D
Ini dia sahabat terbaik saya, Iffa. |
Saya
bertemu dengannya di awal latihan perdana Pramuka semasa SMA dulu. Saat itu,
kami dipertemukan dalam satu sangga (regu). Setelah hari minggu itu, hari-hari
selanjutnya adalah hari dimana saya mengenal dia secara bertahap. Kali ini saya
mau jujur, kadang saya membenci sikapnya yang emnyebalkan, tapi itu kadang
menjadi hiburan tersendiri bagi saya. Saya sering merasa jengkel bila bercerita
tentang puisi, lagu atau novel dengannya. Kenapa? Karena dipastikan ga bakalan
nyambung..bung..bung.. ga tau itu anak pake pentium berapa --“
Lemotnya
dijamin bikin jengkel, bikin emosi. Bahkan kadang terpikir oleh saya, kesialan
apa sampai-sampai saya harus dipertemukan dengan ini anak. Tapi harus saya
akui, saya teramat terbekati karena Allah mengirimi dia sebagai sahabat terbaik
yg pernah saya miliki dalam hidup ini.
Dari
sekian banyak cerita dan kejadian yang pernah saya lalui dalam hidup dan
baiknya lagi Allah memberikan saya kesempatan melalui itu semua dengan Iffa. Salahsatunya
adalah saat kita duduk di kelas 3 SMA. Saat itu dia sedang dalam hubungan
special dengan seorag cowok berinisial A, ada masalah pada hubungan mereka,
kala itu soal restu. Iffa bahkan dalam beberapa waktu yg cukup lama tak bisa
menemui saya bahkan tak bisa duduk lebih lama dengan saya tuk sekedar
menjadikan saya tempat curhatnya seperti biasa, saya bahkan susah menebak
keadaannya. Namun, suatu malam kala itu saya iseng ng-NET , tiba-tiba sms masuk
ke HP nokia jadul milik saya, sms dari Iffa, yg intinya ia ingin bertemu dengan
saya malam itu juga, alhasil setelah menunggu beberapa menit Iffa muncul di
warnet, muncul tepat didepan sayaa. Jadilah kami berdua duduk berhadapan di
lantai 1 dari bangunan yang saat itu lantai 1 nya adalah merupakan tempat
makan, dan lantai 2 nya adalah warnet. Saya mendengar dgn seksama semua risau
dan gelisah yang dia rasakan. Saya dengar semua yang dia rasakan saat itu. Saya
bahkan menyadari bahwa malam itu saya melihat Iffa yang berbeda. Selama ini
Iffa tergolong cewek yang kuat, bahkan kadang saya iri dgn nya, karena dia
begitu tegar dan selalu bisa mengendalikan emosinya. Dia pandai mengolah
emosinya menjadi senyum. Saya salut dengannya.
Namun,
malam itu saya mendapati Iffa yang berbeda. Iffa malam itu adalah iffa yang
hampir putus asa, iffa yang dari sorot matanya begitu lemah. Berbeda sekali
dengan Iffa yang selama ini saya kenal. Setelah mendengar cerita dan memberinya
saran sebagai sahabat, dan menguatkannya, kami pun pulang. Sesampainya di
rumah, saya mendapati satu pesan di kotak masuk. Dari Iffa.
“ Yang tadi. SUMPAH !
Beta dikit lega. Sebenarnya beta sudah janji untuk seng ceritakan beta pung isi
hati untuk siapapun, tapi beta memang seng kuat tuk pendam. Dan beta butuh ose,
unhy. Finally, beta su lega. Sekarang, ose su tau beta pung keadaan kan, Unhy?”
(21 april 2010
08:34:55pm)
Well,
saya hanya ingin bilang untuk kalian dan untuk Iffa tentunya. Saya
menyayangimu, Iffa. Dari awal kita bertemu sampai detik saya menulis tulisan
ini, rasa itu tetap ada. Iffa tetap menjadi sahabat terbaik, menjadi soulmate terbaik.
Walaupun sekarang Makssar dan Jakarta menjadi tempat pijkan kita, namun jarak
tak merubah apapun itu.
Kita
mungkin sudah jarang telponan, sms-an, bbm-an, jarang sekali.. tapi, perlu Iffa
tahu kalau setiap hari kita bertemu dalam satu kata, doa. Bahkan percaya
ataupun tidak, saat masing-masing dari kita jatuh dalam lubang masalah, tanpa
berkata piun, entah mengapa kita saling tahu bahwa salahsatu dari kita sedang
dalam masalah. Sekarang Iffa udah jarang curhat ke saya, saya bahkan tahu kalau dia ada masalah dari akun twitter miliknya. tapi, saya tetep percaya bahwa Iffa hanya menunggu waktu yg tepat tuk berbagi cerita dengan saya. :)
Banyak
hal yang ingin kita wujudkan, bersama. Semoga kelak tercapai. Sering-sering
baca novel yaa, sayang. Jangan mau jadi instan kalo efisien itu bisa. :’)
p.s:
keep contact selalu yaaa. :***