tag:blogger.com,1999:blog-79852682424163318322024-03-05T19:33:29.451+07:00Perempuan Ungu SenjaLangit berwarna kemerahan, menyala bagai disulut api. Arak-arakkan awan tampak merona jingga ditelan ufuk barat. Aku suka menikmati senja hingga pupus ditelan malam.unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.comBlogger199125tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-17834965127651383722019-08-31T04:13:00.000+07:002019-08-31T04:20:19.012+07:00Diantara Jeda, Rindu Membuncah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4gKwUNYG4xQ0zKZvke4N8kRFCLqodRg_x8WQnfKHf53511zFMxCjDS3eOq3D5E_PjmK6mBq6w3tw0i9x99W4PdIhtUyTaSW6UdeZ2dWbLaWJgjlWrNabYkKAhizeyR1gDwQb-hgshbBRq/s1600/Unhy+Sakinahh.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="333" data-original-width="316" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4gKwUNYG4xQ0zKZvke4N8kRFCLqodRg_x8WQnfKHf53511zFMxCjDS3eOq3D5E_PjmK6mBq6w3tw0i9x99W4PdIhtUyTaSW6UdeZ2dWbLaWJgjlWrNabYkKAhizeyR1gDwQb-hgshbBRq/s400/Unhy+Sakinahh.jpg" width="378" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Sepanjang hidup, cintamu adalah penyembuh bahkan sebelum datang sakitku, senyummu adalah ketenangan bahkan sebelum datang risauku, pelukmu adalah pelindung bahkan sebelum datang bahaya, genggamanmu adalah penopang sebelum jatuhku.<br />
......<br />
<br />
Papa..<br />
Keningmu, matamu, dan hidungmu yang kukecup dingin itu mematahkan hatiku berulang-ulang kali pa. Menggenggam tanganmu sembari melantunkan ayat-ayat suci, menyayat hatiku tiada henti. Melihatmu terbujur kaku pa, aku kalang kabut didera berbagai perasaan kacau balau, seketika semua kenangan satu persatu berlarian di kepalaku, betapa manis sayangmu, betapa tulus cintamu, betapa pedulinya dirimu, betapa khawatirnya dirimu bila anakmu ini jatuh sakit dan betapa besar penjagaanmu pa. Sejak hari pertama aku di dunia ini dan hari terakhir kau didunia ini, tak ada satupun luka yg kau torehkan di hati ini pa. Bahkan putri bungsumu ini tidak memiliki ingatan apapun perihal seperti apa ekspresi marahmu pa. <br />
<br />
Papa, putrimu ini tidak siap pa. Putri bungsumu ini tidak memiliki persiapan apapun menghadapi keruntuhan dunianya siang itu, kepergianmu memadamkan semua cahaya dalam hidupku.<br />
<br />
Papa..<br />
Namun putrimu ini tahu dia harus ikhlas sejak hari itu. Tapi aku perlu waktu untuk menyesuaikan diri akan kenyataan bahwa tanganmu tak bisa lagi kugenggam, matamu tak bisa lagi kutatap lekat-lekat, keningmu, pipimu, hidungmu yang mancung tak bisa lagi kucium, rambut hitam nan halusmu tak bisa lagi kuacak, kakimu tak bisa lagi kupijat, dan kedua tanganmu tak bisa lagi kucium untuk meminta ridhomu pa. <br />
<br />
Papa, siapa lagi yang akan menemaniku makan coto makassar favorit kita? Siapa lagi yang akan membaca shalawat nabi ketika aku sakit? Siapa lagi yang akan selalu menelponku untuk bangun subuh? Siapa lagi yang akan memastikan jendela kamarku terkunci rapat sebelum maghrib? Siapa lagi yang akan mengomeliku jika handuk yang kupakai setelah mandi hanya kuletakkan begitu saja diatas tempat tidur? Siapa lagi yang akan mengomeliku untuk semua kenakalanku? Siapa lagi yang akan meminta aku menceritakan cerita yang sama berulang kali dan selalu tersenyum mendengar semuanya itu? Siapa lagi yg akan selalu membacakan doa sambil memegang pundakku tiap kali aku akan keluar rumah? Siapa lagi yang akan selalu bilang "Papa bangga deng ade"? Siapa lagi pa?<br />
<br />
Papa, anakmu ini tahu Allah Maha Pembuat Sebaik-baiknya Ketetapan, tapi Pa ketetapan ini sungguh sulit. Kehilanganmu ini sungguh membuangku di jurang paling dalam kehidupan. Sepanjang hidup anakmu ini akan disiksa oleh rasa rindu dan penyesalan yang menggerogotinya. <br />
<br />
Memandikanmu tiap pagi, menyuapimu tiap makan, menemanimu sampai kau tertidur pulas, menggosokkan minyak kayu putih agar badanmu tetap hangat, bercanda denganmu, <br />
bercerita denganmu walau respon yg kau beri hanya senyum, menemanimu berjuang melawan sakitmu, semoga semua itu papa adalah baktiku padamu bahkan kuyakin itu tak seberapa untuk bisa membalas kasihmu padaku selama ini. Sigapmu ketika aku harus ke toilet dengan menggunakan tongkat pasca kecelakaan, genggamanmu ketika aku menjerit kesakitan ketika kaki kiriku tak bisa digerakkan, sigapmu di kala sinusitis dan maagku kambuh, sigapmu membantuku mengatasi trauma berkepanjangan saat duduk di bangku SMA dulu, pesan singkat yang kau kirim selalu menyemangatiku "ade, juara 1 kah? Papa bangga nak", yang sigap ke sekolah ketika tahu anaknya pingsan karena tak kuat menahan dingin, yang kuat menahan kantuk menemani anaknya belajar atau sekedar menemaniku begadang menonton film kesukaanku. <br />
<br />
Kini di kepalaku penuh dengan pertanyaan apakah aku sudah cukup banyak meluangkan waktu duduk bercerita denganmu? Seberapa sering aku menyuapimu? Seberapa sering aku menemanimu tidur, memerhatikan lekat2 setiap sudut wajahmu? Kemudian kenangan apa yang papa ingat tentang putrimu ini di saat-saat terakhirmu? Seberapa sering aku membuatmu marah dan kecewa tapi papa selalu tidak mengasariku dengan kata-kata dan perbuatan, bahkan aku tetap bisa menemukan senyummu disana.<br />
Pertanyaan-pertanyaan semacam itu membuatku kacau pa.<br />
<br />
Papa, putrimu ini rindu pa. Kelak siapa yang akan mengantarkanku menuju babak baru kehidupan saat hari dimana seorang pria baik mengguncangkan arsy-Nya dengan menyebut namaku pa? Siapa yang akan memberiku restu untuk hidup baru yang akan ku tapaki. Siapa yang akan memberikan tanggungjawab ke pundak pria pilihanku pa? Papa, putrimu ini rindu pa.<br />
<br />
Aku mencintaimu papaku sayang, papaku yang penyabar, lelaki yang memiliki cinta paling tulus, lelaki yang mengusahakan segala yg terbaik untuk putri bungsunya sejak hari pertama putrinya di dunia sampai hari terakhir ia di dunia. <br />
<br />
Bersama tulisan ini, aku sepenuhnya ikhlas untuk ketetapan-Nya, biarkan aku digerogoti rasa rindu yang membuncah tiap hari untuk lelaki terbaikku. Sementara jeda, biarkan doaku yang menenangkan rindu ini. Semoga kelak kita bertemu di Jannah-Nya, papa. Doaku selalu menggapaimu disana Pa. <br />
Ade sayang papa, ade rindu papa, ade sayang papa, paling sayang papa.<br />
<br />
Yang merindumu,<br />
Putri bungsumu.<br />
<br />
<br />
Ambon, 30 Agustus 2019<br />
<br />unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-13728854759590165402019-08-25T12:41:00.000+07:002019-08-25T12:41:34.829+07:00BERJUMPARintik hujan sore hari <br />
sepasang mata saling tatap<br />
buru-buru lalu pergi<br />
meninggalkan sebuah tanya<br />
<br />
Sebuah pertanyaan mengambang<br />
tak tahu arah, lalu lalang di pikiran<br />
tak kuasa menahan <br />
ia butuh jawaban<br />
sayangnya keberaniannya nihil<br />
<br />
Kemudian ditemani suara rintik hujan awal agustus <br />
aroma asin air laut<br />
lantunan musik merdu<br />
Dua pasang mata itu saling jumpa<br />
memberi jawab atas tanya<br />
<br />
Dua pasang mata itu saling tatap<br />
Lekat-lekat tak mau lepas<br />
Malu-malu tapi tak mau berpaling<br />
kemudian bertukar cerita<br />
tawa menyeruak diantara cerita mereka<br />
<br />
Aku melihat kalian <br />
Jelaslah disana ada bahagia <br />
Telah saling berjumpa dua orang yg aku atur pertemuannya<br />
Ini waktu yang tepat, ujarku.<br />
<br />
Saling berjumpalah kalian<br />
dimiantara bahagia hari ini kelak kan ada sedih<br />
tapi semoga kelak jemari kalian tetap bergenggaman<br />
Cerita-cerita tetap saling kalian tukar<br />
dengan begitu aku; semesta kan senang<br />
Usahaku mempertemukan kalian bukanlah sebuah usaha yang sia-sia.<br />
<br />
Ambon, 23/8/2019<br />unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-80468076887013104642019-07-30T21:24:00.000+07:002019-07-30T21:24:46.674+07:00Anakmu Rindu, PaSeperih inikah luka yang ditinggalkan sebab kehilangan?<br />
Semerana inikah sebab kehilangan? <br />
Segila inikah kehilangan berulah?<br />
Sesakit inikah merindukan seseorang?<br />
<br />
Papa..<br />
anakmu rindu pa<br />
hanya 27 tahun waktu yang Tuhan beri untuk ia bisa bersamamu pa.<br />
Anakmu ini egois pa<br />
inginnya bertahun-tahun, 37, 47, 57 tahun pa<br />
anakmu ini serakah<br />
<br />
Papa..<br />
anakmu rindu pa<br />
Al-fatihah sudah ia lafalkan berkali-kali tiap kali merindukanmu<br />
tapi tetap saja rindu pa<br />
<br />
Papaku sayang<br />
duhai papaku sayang<br />
anakmu sungguh rindu pa<br />
Ia masih ingin melihat senyummu<br />
mengecup dahimu, pipimu<br />
mengelus hidung mancungmu<br />
melihatmu makan, tidur, tertawa<br />
<br />
Papaku tercinta<br />
anakmu rindu pa<br />
harus bagaimana ia menghadapi kehilangan terberat ini?<br />
harus bagaimana ia menghadapi hari2nya tanpamu pa?<br />
kepada siapa dia harus bersandar ketika sandarannya telah tiada pa? <br />
<br />
Papaku tercinta<br />
anakmu rindu pa<br />
ia menangis berkali2 utk luka perih di hatinya<br />
ia tertatih membangun benteng pertahanannya pa<br />
ia merasa belum mencintaimu dgn cara terbaiknya pa<br />
<br />
Papaku yg kurindukan<br />
anakmu rindu pa<br />
anakmu rindu pa<br />
anakmu rindu pa<br />
Maka hanya Al-fatihah jembatan antara kita berdua kini<br />
tapi pa, anakmu ini rindu pa. <br />
ia tak sanggup menahan sakitnya merindu pa<br />
anakmu rindu pa. <br />
<br />
Luhu, 30 Juli 2019<br />
11:12 pmunhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-1925440816906133802019-04-30T19:18:00.001+07:002019-04-30T19:18:41.956+07:00Surat Terakhir untuk KekasihKekasihku sayang,<br />
Ini surat untukmu<br />
Ditulis saat hujan turun<br />
Aku ingin menahanmu disini<br />
Tapi seperti hujan, ia menyapu semua di jalan kita<br />
Termasuk cinta.<br />
<br />
Kekasihku yang keras kepala,<br />
Kau harus tahu<br />
Kau tak bisa begini saja<br />
Menuntut menerima cinta tapi tak memberi<br />
<br />
Kau tak bisa menerima begitu saja cinta<br />
Tanpa kau memberi sebanyak yang ingin kau terima<br />
Konyol, sayang<br />
Sebuah kekeliruan yang berujung bodoh<br />
Adalah kesia-siaan belaka<br />
Kamu harus paham itu<br />
<br />
Pun hal yang kau diamkan berlarut-larut<br />
tak bisa tiba-tiba bersuara tanpa ada pemicunya<br />
Makanan yang dingin tak bisa jadi panas <br />
bila kau tak panaskan terlebih dahulu<br />
Begitu pun dengan "kita"<br />
<br />
Kekasihku yang egois,<br />
Jangan pikir seberapa banyak yang telah kau beri<br />
tanpa ingat seberapa banyak pula yang telah kau terima<br />
Cinta tak ada ukurannya<br />
Tak ada metode pengukuran yg paten<br />
perihal siapa yang lebih banyak memberi cinta<br />
Siapa yang lebih baik dalam mencinta<br />
Tak ada, sayang.<br />
<br />
Kau harus menjadi mengerti<br />
Bahwasanya hal-hal buruk yg dibiarkan begitu saja<br />
kan menguap menjadi awan hitam <br />
Kelak turun menghujani langit kita<br />
Deras..deras sekali <br />
sampai-sampai kita tak mampu berteduh<br />
<br />
Kekasihku,<br />
Aku basah kuyup, menggigil kedinginan<br />
Kau membawa hujan tiada henti di langitku<br />
Mari bergegas<br />
Hal-hal menjadi buruk<br />
Cinta tak mampu menahan<br />
Ia dikalahkan ego<br />
Berpisahlah kita<br />
Tak ada yang menahanmu disini<br />
Lepas, bila tak mampu menggenggam<br />
Pergi, bila tak mampu tinggal<br />
<br />
Aku takkan menahan yang ingin pergi<br />
Masing-masing kita ingin melanjutkan perjalanannya sendiri<br />
Kita hanya perlu melepaskan.<br />
<br />
Hujan, 30 April 2019<br />
<br />
<br />
<br />
<br />unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-79217623792435204132018-09-13T23:39:00.001+07:002018-09-14T00:28:13.871+07:00Bertemu Ima Hari rabu kemarin saya punya janji bertemu dengan seorang sahabat di sebuah cafe di kota Makassar. Kami berjanji ketemu pukul 4 sore. Beberapa jam sebelum waktu yang ditentukan, sahabat saya mengabari dia akan terlambat datang karena satu pekerjaan mendadak. Hal ini membuat saya cukup memiliki waktu untuk bersantai lebih lama. Singkat kata, setelah berbenah saya siap untuk keluar dari kos. Saya ingin lebih lama di kos menunggu kabar dari teman saya, tapi saat itu saya malah memutuskan untuk lebih cepat keluar karena perkiraan macet yg akan saya temui. Saat sedang berjalan keluar blok saya ditegur oleh seorang teman, setelah itu saya melanjutkan berjalan kaki menuju depan jalan masuk kompleks dan akan menunggu angkot di depan kompleks. Tiba-tiba ada yang menegur saya dari belakang, ternyata dia adalah seorang perempuan yang beberapa menit lalu membonceng teman yg menegur saya tadi. Saya mengenal perempuan ini sbg teman baik dari teman saya, kami berdua saling follow di instagram. Ima, namanya.<br />
<br />
Ima, menawarkan untuk membonceng saya sampai depan kompleks. Ternyata, tujuan Ima searah dengan cafe tempat saya janjian, alhasil sore itu kami menempuh perjalanan wesabbe-pengayoman bersama. Ini pertama kalinya saya bercerita dgn Ima, beberapa kali hanya sekedar saling sapa. Ternyata Ima sangat menyenangkan. Sore itu jalanan padat Makassar terasa menyenangkan.<br />
Kami berdua membahas banyak hal, mulai dari blog, komunitas, makanan, penulis sampai hal yang membuat saya senang dan termotivasi. Ima berulang kali memuji saya, saya rasa Ima cukup berlebihan, tapi pujian Ima menjadi motivasi bagi saya. “Kenapa nda pernah menulis lagi Unhy? Saya suka baca postingan-postingan unhy di story IG, terakhir kali kayaknya unhy share quotes pas lebaran kan? Saya suka. Unhy punya potensi,” kata Ima. Saya membalas dengan ketawa dan bilang bahwa saya sedang krisis kepercayaan diri, saya sedang merasa tulisan saya tidak pantas dibaca orang lain. Maka otu saya sudah jarang menulis dan membagikan tulisan saya di blog atau di instagram. Ima membalas dengan mengatakan bahwa tulisan-tulisan saya bagus. Saya bilang ke Ima, saya sekarang sedang krisis. Saking krisisnya saya hanya berani membuat satu kalimat yang akan saya jadikan caption foto di instagram itu pun saya sekarang hanya sekedar menyimpannya di note hape karena krisis yang sedang melanda saya ini membuat saya tidak berani membagikan kalimat pendek yang terlintas di pikiran saya. Ima bilang dia senang membaca caption-caption foto saya di instagram. Ima memberikan saya semangat dan dorongan untuk mengumpulkan semua tulisan berisi puisi saya dan menjadikannya sebuah buku. Ima bilang dia akan membelinya, dia akan menyukainya.<br />
<br />
<br />
Ima terus meyakinkan saya bahwa saya memiliki potensi. Ima bahkan menyarankan membuat satu akun di instagram khusus untuk memposting sebait dari puisi saya dan meyakinkan saya bahwa saya pantas menerbitkan sebuah buku. Saya membalas dengan bercanda bahwa paling yang akan membeli buku saya adalah Ima dan saya sendiri. Ima tertawa, dan kembali meyakinkan bahwa akan ada banyak orang yang menyukai buku saya.<br />
<br />
Ima pun cerita bahwa dia ingin sekali bisa menulis, masuk komunitas blogger tapi sayang Ima belum punya blog. Saya bilang ke Ima, blog hanya wadah. Tanpa blog Ima bisa menulis kapan saja dan dimana saja. <b>Hal terpenting dari menulis adalah memulainya. </b>Kalimat ini saya sampaikan ke diri saya sendiri juga.<br />
<br />
Sungguh menyenangkan menempuh perjalanan sore itu bersama Ima. Ima memberikan saya suntikan semangat bukan main. Ima meyakinkan saya untuk memulai, meyakinkan saya bahwa saya memiliki potensi dan dia akan menjadi orang pertama yang membeli dan menyukai apa yang saya lakukan kelak. Ima, seorang teman yang saya kenal begitu saja, tak pernah bertegur sapa sebelumnya, sedikit sekali informasi tentang Ima yang saya tahu, Ima adalah teman dari teman saya dan admin akun info jajanan enak di Makassar. Hanya itu. Tapi sore itu Ima menjadi seorang teman yang memberi cerita baik, perenungan dan menyemangati saya dengan luar biasa. Saya berpikir kemungkinan macam apa yang akan saya temui bila saya menunda keluar dari kos beberapa menit saja? Saya pasti takkan berpapasan dengan Ima. Jika hari itu saya menunda beberapa menit keluar dari kos, maka sore itu menuju cafe, saya habiskan dengan duduk di angkot, mengeluarkan hp membaca e-book dari novel yang tengah saya habiskan atau hanya duduk begitu saja sembari menunggu sampai di tempat tujuan.<br />
<br />
Hari itu saya bersyukur telah membuat satu keputusan yang tepat untuk keluar dari kos lebih cepat beberapa menit, saya bersyukur sore itu Ima membonceng temannya pulang ke Wesabbe, Ima memiliki janji dengan temannya sore itu juga, saya memutuskan di menit-menit terakhir untuk bertemu di cafe itu (sebelumnya saya merekomendasikan tempat lain kepada teman saya yang pada akhirnya saya bilang kita di Secangkir Kopi saja dan teman saya setuju), yang ternyata searah dengan tempat janjian Ima. Semua kemungkinan itu menghasilkan satu kenangan baik yang saya simpan di kepala tentang Ima. Kemungkinan-kemungkinan itu membawa saya bertemu dengan Ima.<br />
<br />
Bertemu Ima hari itu adalah hasil dari keinginan menghindari macet dan hasil dari banyak kemungkinan yang ada. Saya percaya, tidak ada yang sia-sia dengan sebuah pertemuan, tiap-tiapnya meninggalkan cerita baik. Sungguh sore menyenangkan bisa bertukar cerita dengan Ima, terimakasih untuk dorongan semangatnya, semoga Ima senantiasa sehat, cukup berani "memulai" juga dan senantiasa dilimpahi cinta dari orang-orang sekitar. Doakan kelak kumpulan kertas-kertas dengan namaku di bagian depannya itu sampai di tangan Ima.<br />
Pertemuan memang hasil dari manusia memperkecil kemungkinan yang ada. Bagiku, bertemu Ima, misalnya. :)unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-19791854839427283422018-07-11T00:25:00.001+07:002018-07-12T18:30:27.489+07:00Benang Kusut di Kepala #2Beberapa waktu ini ada beberapa hal yang sungguh mengganggu diri saya. Apa saja? <br />
Saya ingin membaginya kepada teman-teman lewat tulisan ini, barangkali benang kusut kita sama, bila berjumpa satu waktu, mari kita bicara tentang hal ini. Saya percaya salahsatu cara menyembuhkan diri sendiri adalah dengan bertukar cerita.<br />
<br />
Benang kusut pertama adalah body shaming. Lagi marak banget isu ini, iya kan? Saya pernah mengalami hal ini, sekedar mencairkan suasana atau basa basi saat pertama ketemu, seorang kenalan saya mengomentari tentang kekurangan fisik saya, saat itu kalimatnya “Unhy makin besar ya?”, awalnya saya menanggapinya dengan santai, lama kelamaan ternyata beberapa teman saya suka basa basi dengan hal itu. Entah alasannya karena memang saya terlihat besar dalam artian gemuk atau hanya sekedar basa basi belaka demi mencairkan suasana saat nongkrong. Saya mulai merasa benar-benar terganggu ketika salah seorang kenalan yg saat itu bisa dihitung baru dua kali kami bertemu dan saat pertemuan kedua kami kalimat yg dia lontarkan ketika melihat saya datang adalah kalimat itu. Dari sekian banyak kalimat bercandaan atau sekedar basa basi yang bisa dilontarkan, kenapa harus menyerang fisik orang lain sih? Sejak itu saya benar-benar risih. Sejak itu pula bila ada orang yang mengomentari kekurangan fisik saya, saya memilih untuk tetap santai saja dan berjanji dalam hati kalimat-kalimat itu tidak akan saya lontarkan kepada orang lain.<br />
<br />
Efeknya apa pada saya? Awalnya saya benar-benar tidak percaya diri. Ketika berpakaian pun saya memilih baju yang bisa menutupi kegemukan badan saya. Jujur hal ini saya lakukan. Ternyata saya capek untuk terlihat sempurna di depan orang lain. Lantas belakangan ini saya memutuskan untuk lebih percaya diri lagi. Saya hilangkan pikiran-pikiran negatif akibat perkataan negatif dari mulut-mulut orang lain. Saya merasa orang lain tak berhak membuat saya merasa kerdil terhadap diri saya sendiri. Mereka tak punya hak mengontrol bagaimana saya harus terlihat di depan orang lain dan saya tidak punya kewajiban untuk menyenangkan orang lain. Saya memilih untuk menganggap perkataan negatif mereka terhadap kekurangan fisik saya adalah suatu perkataan yang datang dari mulut orang-orang yang berpikiran dangkal.<br />
Baiknya sebelum mengomentari kekurangan orang lain, lihat dulu kekurangan apa yg kita miliki. Alangkah bagusnya bila mengomentari kekurangan fisik orang lain, pastikan terlebih dahulu dirimu sempurna. Walaupun sekedar basa basi belaka atau bercanda kelewat batas tapi efeknya sangat besar terhadap diri seseorang, bayangkan efeknya ke kepercayaan diri. Bisa jadi lebih parahnya lagi seseorang menjadi minder berlebihan dan tidak ingin bersosialisasi karena menganggap lingkungannya tidak bisa menerima kekurangan dirinya. Jadi hati-hati ya teman-teman, kadang kita bercanda suka kelewatan, memang lucu, suasana nongkrong jadi lebih nyaman tapi ingat kita tidak pernah tahu seberapa besar dampak bercandaan kita pada orang lain. Pandai-pandai memilih kalimat yang positif, kalau yang dikatakan positif kan untungnya bukan hanya untuk mereka yg mendengar, tapi untuk kita juga. Kita jadi lebih memiliki pengaruh positif untuk orang lain dan diri sendiri. Diri sendiri ini poin pentingnya. <br />
<br />
Benang kusut kedua adalah persoalan seberapa perlunya kita untuk melihat kedalam diri sendiri. Nah ini yang paling sering kita lupakan, tak kita hiraukan, padahal ini paling penting paling kita butuh dan yang harus selalu kita lakukan. Melihat kedalam diri kita. Jangan mau kehilangan diri kita dengan kehadiran orang lain, bahkan jangan sekali-kali kehilangan diri kita setelah dilukai orang lain. Tanamkan dalam diri “orang lain tak berhak mengambil porsi begitu banyak dalam diri kita sendiri.”<br />
<br />
Contoh kecil dalam hubungan asmara misalnya, ketika ditinggalkan beberapa orang merasa lebih bahagia bila bersikap seolah-olah mereka berada di pihak yg tersakiti. Tanpa duduk melihat, merenung dan lebih berpikir lagi kenapa bisa menjadi luka akhirnya? Memang sebagian kita susah untuk melihat lebih dalam ke diri sendiri. Tak jadi soal sebenarnya, itu adalah bagian dari strategi pertahanan diri. Dengan begitu mereka akan lebih cepat bahagia dan menyembuhkan luka. Tapi jangan lupa, MELIHAT KE DALAM DIRI SENDIRI ADALAH KOENTJI. Usahakan lebih jeli melihat kesalahan diri sendiri terlebih dahulu. Dengan begitu, kesalahan di masa depan bisa diminimalisir. Manusia hakikatnya belajar, bila mengulangi kesalahan yg sama lagi artinya mereka sendiri senang menoreh luka di badan sendiri.<br />
Menoreh luka di badan sendiri, jangan mau seperti ini. Kau akan merasa perihnya 10x lipat dibanding dilukai oleh orang lain. Jangan bodoh juga karena melukai diri sendiri, apalagi dengan hal-hal yang sebenarnya bisa dipelajari dari masa lalu. Jangan menyakiti, jangan merugikan diri sendiri. Jangan menjadi bodoh. Paling penting mau mengakui bahwa kita mengambil andil dalam luka yang orang lain torehkan, iya ini yang penting menurutku. Saya juga sering seperti ini, sering mengingkari bahwa orang lain menyakiti saya murni karena mereka jahat dan kejam pada saya, tanpa saya menyadari bahwa saya juga ambil andil dalam luka yang berhasil mereka beri kepada saya. Sikap emosian, kadang arogan, keras kepala dan sikap-sikap lainnya yang ternyata tak bisa mereka terima ibarat menjadi minyak bagi mereka untuk menyulut api membakar saya. Dengan mengakui hal ini, saya belajar banyak. Penerimaan diri adalah hal utama dalam menjalin hubungan asmara , hubungan sosial dengan orang lain. Menerima dan mau melihat ke diri sendiri sebenarnya kita kenapa dan harus bagaimana. Beberapa waktu ini saya menjadi senang ke tempat-tempat yang membuat saya merasa tenang dan nyaman sendirian. Padahal dulunya semasa SMA sampai kuliah semester 5 saya adalah pribadi yang tak bisa sendiri, dalam artian saya tidak menyukai kesunyian, saya lebih senang bertemu teman-teman, ngumpul dan ngobrolin apa saja. Tapi beberapa waktu belakangan ini saya menjadi pribadi yang senang dengan kesunyian dan ketenangan, saya memilih duduk di pojokan dengan membawa laptop atau buku yang sedang saya baca di coffee shop, duduk berjam-jam dan berkutat dengan diri saya sendiri.<br />
<br />
Banyak yang saya pikirkan saat itu, antara lain mau jadi apa saya? Apa yang benar-benar saya inginkan dalam hidup? Apa yang benar-benar saya butuhkan dalam hidup? Kenapa dia dulu memilih meninggalkan saya? Bahkan sampai ke pertanyaan apakah seorang Ian adalah lelaki yg tepat bagi saya? Saya sampai ke pertanyaan-pertanyaan itu. Dari situ banyak yang saya simpulkan,banyak pula yang tidak bisa saya simpulkan. Namun yang pasti saya sadar, melihat kedalam diri sendiri adalah sebuah keharusan.<br />
<br />
Benang kusut ketiga adalah persoalan istirahat. Istirahat dari apa? Dari segala yang melelahkanmu, dari segala yang menguras pikiranmu. Terkadang kita suka lupa diri dan bertingkah berlebihan tanpa memikirkan apakah yang kita lakukan baik untuk diri sendiri atau tidak, apakah yang kita lakukan tidak merusak harga diri atau tidak. Seringkali kita lupa kalau orang lain punya mata dan mulut untuk melihat dan berbicara tentang diri kita. Bukan karena mereka iri dengan diri kita, hanya saja percayalah terkadang kita butuh mulut orang lain untuk membuat kita mau melihat kedalam diri kita.<br />
<br />
Perihal ini saya bersyukur memiliki sahabat-sahabat yang mau berbicara apa adanya, yang tak segan menegur dengan keras bila menurut mereka hal yang saya lakukan adalah salah. Mereka akan dengan keras menegur saya. Saya bersyukur memiliki lingkaran pertemanan yang tidak hanya mampu berkata manis, melainkan mampu juga berkata pahit kepada saya. Bila kau berada di lingkaran pertemanan sehat seperti ini, syukuri dan pertahankan.<br />
<br />
Itulah beberapa benang kusut di kepala saya, bagaimana dengan benang kusut di kepalamu?<br />
<br />
Ambon, 11 Juli 2018.<br />
<br />
<br />
<br />unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-1879501599071452542018-04-23T14:48:00.002+07:002018-04-23T14:52:22.503+07:00PapaSore ini saya mengingat semua yg pernah papa saya lakukan untuk saya. Saya mengingatnya satu persatu dan menemukan begitu banyak kebaikan papa kpd anaknya ini. Sedangkan saya? Kebaikanku pada papa msh jauh dari yang bisa dihitung. Tak ada apa-apanya. Satupun tak ada.<br />
<br />
Papa adalah orang terbaik yang keberadaannya dalam hidup ini tidak akan pernah saya sesali sedikitpun. Papa adalah sosok ayah yang paling bisa mengontrol emosi didepan anak-anaknya, yang paling sabar, yang selalu berusaha mewujudkan semua keinginan anak-anaknya tercapai, semua kebutuhan anak-anaknya beliau terpenuhi walaupun seringkali harus sembunyi-sembunyi dari Ibu tapi Papa selalu mengusahakannya karena tidak mau mengecewakan putri-putrinya. Setiap kali saya menitipkan jajan ketika beliau sedang pergi, misalnya, papa akan berjalan ke arah samping rumah, memanggil namaku di bawah jendela kamar dan memberi sekantong jajan yang saya minta, dengan cara begitu ibu takkan memarahiku karena selalu saja jajan. Papa yang akan selalu mengirim pesan singkat menyemangatiku tiap kali saya akan mengikuti kegiatan dari jaman sekolah sampai kuliah dan tetap menjadi yg pertama memberikan selamat setiap kali saya berhasil menyelesaikan kegiatan, perlombaan dll. Saya akan menemukan "Papa bangga deng ade" di layar hp saya yang beberapa menit setelah itu akan kudengar suara papa diujung sana.<br />
<br />
Papa adalah orang yang akan datang ketika mendapatkan kabar dari sekolah ketika anaknya ini pingsan karena cuaca terlalu dingin saat itu, Papa yang akan selalu menemani anak bungsunya ini belajar sampai malam atau menonton film kesukaan anaknya, walaupun terkadang Papa akan tidur duluan di kursi. Papa yang hampir setiap malam minggu akan mengajak saya pergi makan coto makassar atau es palu butung di daerah Masjid Jami' tempat langganan kita berdua. Papa yang selalu membelikan benda-benda lucu berwarna ungu atau membelikan alat tulis menulis yang lucu karena tahu betul anak bungsunya ini mengoleksi benda-benda seperti itu saat duduk di bangku sekolah dasar dulu.<br />
<br />
Papa yang ketika saya sakit, akan selalu datang ke kamar melihat keadaanku, membaca shalawat dan mengelus daerah yang sakit. Siapa yg kotak obatnya paling lengkap? Siapa yg kalau anaknya sakit sedikit sudah buka kotak obat kasi minum obat panadol, bodrexyn, promag dan lain lain? Papa. Ya, Papa.<br />
<br />
Papa yang ketika pertama kali saya jauh dari rumah, pertama kali saya melempar mimpi di kota orang beliau mengantar dengan wajah penuh senyum dan selalu mengingatkan untuk tetap jaga sholat dan makan. Papa yang bila saya telepon untuk meminta izin ke luar daerah, hal pertama yg beliau tanya adalah "Disana dingin nak?," karena beliau tahu betul bagaimana tubuh saya bereaksi berlebihan terhadap udara dingin. Pertanyaan itu akan diikuti dengan seabrek list yg beliau ingatkan untuk bisa mengatasi kelemahan saya dalam menghadapi udara dingin.<br />
<br />
Papa yang ketika saya kecelakaan dan kaki kiri saya tidak bisa digerakkan, yang saat itu harus dibantu dengan tongkat, Papa adalah orang yg menemani saya berobat bahkan ikut menangis ketika kaki kiri saya yang kaku itu dipijit dan saya berteriak kesakitan, tangan Papa yang saya genggam. Papa yang ketika saya ingin buang air besar tengah malam, saya hanya perlu menelpon sekali dua kali dering saja, beliau akan bangun dan berdiri di depan kamar menunggu saya keluar dan membantu saya berjalan menuju toilet dengan susah payah dan selalu bertanya dari luar "Ade bisa nak? Kaki bisa sayang?" saya akan menjawab bahwa bisa, tapi beliau akan kembali bertanya semenit sekali dengan pertanyaan yang sama.<br />
Kesabaran beliau adalah perwujudan kata cinta dan kasih sayang yang jarang beliau ungkapkan, tapi terpancar begitu jelas dari setiap senyum, dari mata berbinar-binar ketika mendengar cerita anak-anaknya dan yg dengan sabar mendengar dan menghadapi keluh kesah anak-anaknya terutama saya.<br />
<br />
Papa, yang selalu duduk di depan rumah menunggu saya pulang, yang selalu jago dan enak membuat colo-colo (sambal khas ambon, pakai lemon cina, tomat, cili dan bawang merah serta sedikit air) saat saya ingin makan. Papa yang selalu ke kamar menunggu saya bercerita tentang hari-hari saya, menunggu cerita-cerita saya tentang apapun itu walaupun sebelumnya sudah beliau dengar tapi beliau tetap meminta saya untuk menceritakan kembali dan selalu antusias dan senyum tiap kali mendengar saya bercerita. Begitulah pria yang bergelar Papa, kata pertama yg bisa saya sebut begitu mulut, lidah dan otak saya bekerjasama mengenal dan menangkap informasi di sekeliling saya.<br />
<br />
Beberapa waktu ini Papa sakit. Saat pertama kali mengetahuinya, hati saya begitu sakit. Setibanya di rumah, saya melihat Papa saya berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya. Tak sekuat dulu, tapi tetap bisa menemukan senyum di wajahnya, tidak berkomunikasi seperti dulu tapi beliau tetap menyimak ketika saya berbicara, terkadang tak mengenaliku, tapi saya yang akan selalu mengingatkan beliau, tak apa. Jauh di alam pikirnya, saya tahu beliau mengenal saya lebih dari siapapun mengenal saya.<br />
<br />
"Jangan sakit Pa", ingin rasanya saya berkata seperti itu tapi sakitpun adalah rejeki dari Sang Pemilik Kehidupan. Ketika saya mengantar beliau ke kamar tiap malam, Papa akan memandangku lama dan berkata "Maaf papa merepotkan unhy" atau "ini unhy toh? Papa pung anak." Buru-buru saya akan menyeka airmata yg sudah ada diujung pelupuk mata. Bagaimana bisa Papa bilang merepotkanku ketika anakmu ini yang terlebih dahulu sudah banyak merepotkanmu, Papa? Sungguh sedikitpun menjagamu tidak ada arti apa-apa, tidak bisa membalas sedikitpun perhatian dan penjagaanmu selama ini Pa.<br />
<br />
Maka, sehat-sehatlah Pa. Tak ada satupun orang di muka bumi ini yang paling anakmu mau kesehatannya kesembuhannya, selain dirimu, Pa. Sehat-sehatlah kedua surgaku, Papa dan Ibu. Sehat-sehatlah, sungguh Allah Maha Penyembuh, hanya padaNya semua ikhtiar kami untuk kesembuhan Papa, untuk kesehatan Ibu. Sakit datangnya dariNya, maka penawarnya dariNya jua.<br />
<br />
Ade sayang Papa ❤<br />
<br />
Yang selalu memohon kesembuhanmu dan mencintaimu, putri bungsumu.unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-34155104410980997212018-03-04T10:11:00.000+07:002018-03-04T11:29:16.363+07:00To: My Dearest Aga Dear Aga,<br />
cara Allah menjawab setiap doa siapa yang tahu? Jika bukan hari ini, besok. Jika bukan besok, lusa. Jika bukan lusa, minggu depan atau bulan depan atau tahun depan. Waktu baik menurut Allah, siapa yang bisa terka?<br />
<br />
Sedihmu, lukamu hari ini tentu akan dibalas dengan bahagia di kemudian hari. Begitu caraNya menyayangi, kita bisa apa selain tetap berikhtiar. <br />
<br />
Satu waktu baik tiba bagimu, lelaki paling baik yang Allah simpankan untukmu sedang menujumu dengan kepastian. Senyummu akan menjadi penghias langit cerah. Sepasang tangan akan mulai bergenggaman, dua hati akan mulai menyatu sampai kelak, kelak diguncangkannya Arsy', kelak malaikat-malaikat di langit turun menyaksikan sepasang hati mengikat janji suci. Maka sampai waktu itu, berbahagialah.<br />
<br />
Selamat menerima hati yang baik, genggaman yg kelak akan menguatkan, akan menopang hidupmu selamanya. Selamat menuju waktu baikmu. Banyak cinta dan doa tulus dari adikmu ini untuk kebahagiaanmu. Kebahagiaanmu hari ini, besok, lusa, minggu depan, bulan depan, tahun depan, selamanya, adikmu ini selalu mendoakannya. Maka, tak perlu khawatir, kau takkan kekurangan sedikitpun doa. Kau mengantongi banyak doa dariku, Aga.<br />
<br />
Selamat kakakku, my one and only Aga, the best sister I've ever had. You know I love you even I ignore to tell you about that.<br />
I can't imagine if you were not my sister, my world would not be perfect like this. You're more than the word "sister" for me. Am very very happy and blessed that I have you. From this time, happily ever for a long time 😚<br />
<br />
With love and hugs,<br />
your forever lil sister, Unhay 💜💜💜unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-88824128234773663802017-09-21T20:12:00.000+07:002018-07-12T18:30:52.237+07:00Benang Kusut di Kepala<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5paKjaxnHR2X8O3Oh_xNeNH-z5rve2lIrQPibeJv1CoxpiWx-ukm0PMq_eama2xiisJKVlSj6wpdT9vFC16XaIfY6txA_Pm6F5XUvxTjpJQVvxdohbgdihBwSmNn-_dhIiafVKKyzLOH5/s1600/arti-mimpi-benang-kusut.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="341" data-original-width="368" height="296" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5paKjaxnHR2X8O3Oh_xNeNH-z5rve2lIrQPibeJv1CoxpiWx-ukm0PMq_eama2xiisJKVlSj6wpdT9vFC16XaIfY6txA_Pm6F5XUvxTjpJQVvxdohbgdihBwSmNn-_dhIiafVKKyzLOH5/s320/arti-mimpi-benang-kusut.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
http://artimimpi.me</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tulisan ini datang dari obrolan menyenangkan ketika bertemu dengan dua sahabat terbaik saya. Mengobrol banyak hal yg menyenangkan pun bermanfaat ternyata adalah upaya membersihkan isi kepala. Ibarat menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Bertukar banyak hal, banyak cerita yang lama barangkali hanya menjadi pemikiran dan pemahaman diri sendiri, yang semua itu kemudian menjadi benang kusut di kepala saya. Iya kepala saya sendiri ini adalah benang kusut untuk segala hal yg saya amati dan yang saya pikirkan sendiri. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Benang kusut pertama adalah persoalan menikah. Memasuki kepala dua dan telah menyelesaikan studi, pertanyaan yang muncul kemudian adalah “kapan nikah?” atau “kapan nikah? Kan udah pacaran lama kok belum dihalalin? “ dan beberapa kalimat lainnya yg dipanjangkan atau dipendekkan tapi tidak mengurangi sedikitpun intinya. Saya hanya akan menjawab “insyallah tahun depan, saling doa aja” sembari senyum. Itu jawaban paling aman menurutku karena isinya juga berupa doa, iya tahun depan, semoga, barangkali saat jawab begitu langit terbuka dan diijabah sama Pemilik Semesta. Amin </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam hidup yang singkat ini, saya termasuk orang yang selalu berusaha sederhana dalam segala hal. Termasuk mengenai pasangan hidup. Kriteria tak muluk-muluk, selama baik agama dan akhlaknya, yuk Bismillah </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selama dia mau mengimbangi cerewetku dengan kedua telinganya yang senantiasa mau mendengar, yuk. Menyadari diri ini lebih banyak menggunakan mulut, maka yang kubutuhkan adalah dia yang sedikit lebih banyak menggunakan telinganya. Dia yang mau mengimbangi dan menjaga ritme komunikasi, yuk. Dia yang mau sama-sama membiasakan hidup berdua, yang mau rambut mulai memutih bersama sambil menunggu kepulangan anak-anak setelah mereka merantau nanti, yang mau menghabiskan susu coklat hangat bersama tiap sore sembari melihat cucu-cucu kita berlarian di pekarangan rumah kelak, yuk. Dia yang mau selalu mengerjakan kata kerja “mencintai” , yuk. Saya mendapat satu kutipan bagus dari seorang teman dekat, dia bilang “Dalam hubungan bukan masalah dicintai dan mencintai, tapi tentang mencintai dan mencintai”. Dia yang ingin bertukar cerita tentang aktivitas seharian sebelum tidur, yuk. Kita hidup bersama, yuk. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kadang pikiranku sampai di titik bagaimana waktu dapat menjaga cinta diantara dua insan yang saling mencintai? Mampukah? Kemudian kujawab dengan pemikiran bahwa waktu tidak bisa menjamin segalanya, waktu mampu merubah segalanya termasuk janji. Maka barangkali yang perlu dilakukan adalah kebiasan konsisten. Konsisten terhadap apa yang menjadi pilihan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Benang kusut kedua adalah tentang tanggapan orang lain terhadap pribadiku dan tanggapanku terhadap mereka. Menyadari saya hidup di dunia dimana semua hal dikomentari sama orang lain, entah itu baik atau buruk tetap selalu menimbulkan kalimat-kalimat tambahan dari orang disekitarnya. Saya tidak akan bilang hal ini salah, tidak. Toh semua orang punya mata dan mulut untuk melihat dan mengatakan apapun yang ingin mereka katakan, begitupun saya. Mereka diluar sana berkomentar tentang saya, bisa jadi karena rasa sayang pun benci. Bisa jadi. Semua adalah wajar. Menyadari bahwa komentar2 mereka berasal dari diri saya sendiri yang ingin saya perlihatkan baik itu disengaja maupun tidak. Komentar-komentar itu baik atau buruk sebenarnya adalah bentuk dari proses pendewasaan diri mereka dan saya sendiri. Mereka perlu melihat kembali apakah komentar mereka sudah sesuai atau belum? Bermanfaat atau tidak? Dan saya perlu mem-filter butuh atau tidaknya mendengar komentar-komentar itu. Beberapa diantaranya saya yakini sebagai masukan terbaik bagi saya. Dalam Johari Window yang merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk membantu orang lebih memahami hubungan dengan diri dan orang lain yang lebih baik. Salahsatu bagiannya dalah area dimana adalah aspek yang orang lain lihat tetapi kita tidak sadari. Nah barangkali komentar dari mereka adalah bagian dari diri kita yang tidak kita sadari. Nah inilah saat dimana saya butuh orang lain untuk dapat melihat kedalam “saya”. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau ada yang bilang “kan bukan urusanmu, ngapain ikut campur komentari hidup orang lain bla bla bla”, saya ingin bilang kita hidup di dunia yang telah terbuka. Tidak mau dikomentari ini itu? Jangan main social media, jangan membuka diri ke orang lain, jangan membuka diri ke dunia. Tinggal di dunia antah berantah saja. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Percaya, kamu butuh mulut orang lain untuk bisa melihat kedalam dirimu sendiri! Selebihnya adalah keputusan diri sendiri untuk mem-filter komentar atau bahasa halusnya masukan-masukan itu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Benang kusut ketiga adalah memposisikan diri sendiri. Menurut saya pribadi, orang yang cerdas adalah orang yang pandai memposisikan dengan baik dirinya sendiri. Tahu kapan harus berbicara, kapan harus menyimak, kapan harus marah, kapan harus diam, kapan harus bertindak. Tidak semua pemderitaan orang lain lantas kita harus memposisikan diri kita pada posisi mereka untuk bisa mengerti apa yang tengah terjadi. Cara menyikapi tiap masalah berbeda-beda. Cara saya menyikapi masalah A tentu berbeda dengan cara menyikapi teman saya terhadap masalah A. Karena ada nilai-nilai individu dan sosial yang berbeda antara saya dan teman saya, misalnya. Jadi, tidak semua orang harus memposisikan diri mereka terhadap saya begitupun sebaliknya. Kita tidak berkewajiban untuk itu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Itulah beberapa benang kusut di kepala saya, bagaimana dengan benang kusut di kepalamu? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-50428069606692496392017-08-04T22:30:00.001+07:002017-08-04T22:30:34.357+07:00[REVIEW] TITIK NOL - AGUSTINUS WIBOWO. “Makna Perjalanan, Sebuah Pengungkapan Diri”<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5prxhwR0HIuZ1JeWvjFD_Bv0cs8PrSn_bGR5IYOQ9I4gSoXP_f4W2DHFy9r5eDOzYx9dsPNjZb9-nuj9q3lCAsravsZ-NbLszFaPlG-sd9cxBCXni-AdKw7qPilcjRGQwjBfQHeBfgJQK/s1600/2017-07-31+01.23.57+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5prxhwR0HIuZ1JeWvjFD_Bv0cs8PrSn_bGR5IYOQ9I4gSoXP_f4W2DHFy9r5eDOzYx9dsPNjZb9-nuj9q3lCAsravsZ-NbLszFaPlG-sd9cxBCXni-AdKw7qPilcjRGQwjBfQHeBfgJQK/s320/2017-07-31+01.23.57+1.jpg" width="240" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="font-family: "arial"; font-size: 11pt; font-style: italic; vertical-align: baseline;">“Safarnama itu bukan melulu tentang kisah-kisah eksotis. Perjalanan itu bukan hanya soal geografi dan konstelasi, perpindahan fisik, lokasi dan lokasi. Perjalanan adalah melihat rumah sendiri layaknya pengunjung yang penuh rasa ingin tahu, adalah menemukan diri sendiri dari sudut yang selalu baru, adalah menyadari bahwa Titik Nol bukan berhenti di situ. Kita semua adalah kawan seperjalanan, rekan seperjuangan yang berangkat dari Titik Nol, kembali ke Titik Nol. Titik Nol dan titik akhir itu ternyata adalah titik yang sama. Tiada awal, tiada akhir. Yang ada hanyalah lingkaran sempurna, tanpa sudut tanpa batas. Kita jauh melanglang sesungguhnya hanya untuk kembali.”</span></div>
<br />
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="font-family: "arial"; font-size: 11pt; vertical-align: baseline;">Awal mengenal seorang Agustinus Wiowo adalah bermula dari melihat cover buku Titik Nol karyanya di toko buku Gramedia. Tertarik dengan warna cover buku dan judulnya inilah, yang membuat saya penasaran “Apa itu Titik Nol? Bercerita tentang apakah buku Agustinus ini?”</span></div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="font-family: "arial"; font-size: 11pt; vertical-align: baseline;">Tanpa membuang waktu, singkat cerita saya dipinjami buku ini oleh seorang adik. Sebelumnya, Garis Batas sudah saya lahap duluan, membuat saya tambah yakin bahwasanya karya Agustinus yg lain mutlak saya lahap juga. </span></div>
<br />
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="font-family: "arial"; font-size: 11pt; vertical-align: baseline;">Halaman-halaman awal Agustinus menyihir saya dengan kata-katanya “Jauh adalah kata yang mengawali perjalanan. Jauh menawarkan misteri keterasingan, jauh menebarkan aroma bahaya, jauh memproduksi desir petualangan menggoda. Jauh adalah sebuah pertanyaan sekaligus jawaban, jauh adalah sebuah titik tujuan yang penuh teka-teki. </span></div>
<br />
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="font-family: "arial"; font-size: 11pt; vertical-align: baseline;">Agustinus Wibowo, mengangkat genre travel writing, membuat saya menjadi suka dengan genre penulisan yang satu ini. Bahasa cerita Agustinus tidak menggurui, tidak sok tahu dengan segala setapak yang telah dia lalui dari satu negara ke negara lain, ke satu batas ke batas lain, dari satu titik ke titik yang lain. Dia jelas-jelas ingin membagi cerita dengan saya, dengan pembacanya.</span></div>
<br />
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="font-family: "arial"; font-size: 11pt; vertical-align: baseline;">Tidak menggurui, ia hanya ingin kita melihat sesuatu hal dengan cara yang lain yang boleh kita pikirkan lagi apakah yang dia utarakan adalah benar atau tidak. “Dunia dimatamu adalah caramu memandang diri. Jika dunia penuh kebencian dan musuh ada dimana-mana, sesungguhnya itu adalah produk dari hatimu yang dibalut kebencian. Jika kau kira dunia penuh orang egois, itu tak lain adalah bayangan dari egoisme egomu sendiri. Dunia yang muram berasal dari hati yang muram. Sedangkan kalau dunia dimatamu selalu tersenyum ramah, berterimakasihlah pada hatimu yang diliputi cinta.”</span></div>
<br />
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="font-family: "arial"; font-size: 11pt; vertical-align: baseline;">Novel ini dimulai bukan dari negara pertama tempat dia melangkah kaki, memulai perjalanan, melainkan dimulai dari tempat dimana dia pulang, dengan alasan seseorang yang dia cintai, Mama. Penyakit yang diderita oleh Mamanya membuat Agustinus memilih memutar haluan, mematahkan mimpinya, bertoleransi antara mimpi-mimpinya dan Mamanya yang terkulai lemah di ranjang rumah sakit. Tentu saja pergulatan batin yang tidak main-main dirasakannya, mimpi-mimpinya akan ambruk dalam semalam seandainya dia harus memutar haluan untuk pulang, tapi Agustinus tahu jelas rumah adalah dimana senyum Mamanya berada. </span></div>
<br />
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="font-family: "arial"; font-size: 11pt; vertical-align: baseline;">Orang-orang baru, kultur baru, bahasa, perang antar saudara, kebiasaan, sakit hepatitis, keluhan-keluhan perihal sanitasi, karakter-karakter baru yang menjadi pengalaman berharga dan semua yang dia lalui selama perjalanan adalah pengalaman yang tak ternilai bagi Agustinus. Bagaikan jodoh, Lam Li seorang teman dari Malaysia yang ia temui dalam perjalanan pun turut memberikan warna tersendiri bagi perjalanan seorang Agustinus. Lam Li hadir sebagai guru untuk seorang Agustinus. Agustinus jelas-jelas mengajak saya melihat arti sebuah perjalanan dari sudut pandang yang berbeda. Agustinus menyediakan bab-bab penuh kejutan, beberapa diantaranya adalah tentang bagaimana adat tentang memperlakukan seorang perempuan, tentang agama, tentang perang. </span></div>
<br />
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="font-family: "arial"; font-size: 11pt; vertical-align: baseline;">Selama membaca buku ini, saya berharap Mama Agustinus sehat-sehat saja namun saya harus menitikkan airmata kala Mamanya akhirnya menghembuskan napas terakhirnya. Saya pikir, Agustinus cukup berani dalam mengisahkan perjalanan ini kepada Mamanya, kepada saya, kepada pembacanya. Ini terlalu pribadi untuk diceritakan namun terlalu sayang untuk disimpan sebagai kenangan bagi diri sendiri. Barangkali Agustinus ingin kita kembali melihat kedalam diri kita anak seperti apa kita ini. </span></div>
<br />
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="font-family: "arial"; font-size: 11pt; vertical-align: baseline;">Setiap akhir fragmen, pembaca akan mendapati tulisan yang bertulis miring, Agustinus kembali memutar imajinasi pembacanya ke kamar rumah sakit, ke kampung halamannya, ke sosok Ayahnya dan lebih-lebih ke sosok Mamanya. Selanjutkan dimulai lagi dengan cerita perjalanannya, seakan-akan Agustinus sedang bercerita kepada Mamanya kala Mamanya terbaring di ranjang rumah sakit.</span></div>
<br />
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="font-family: "arial"; font-size: 11pt; vertical-align: baseline;">Agustinus memupus mimpi, kembali ke titik nol, dirinya harus pulang. Dia yakin setiap kita haruslah kembali setelah melakukan perjalanan jauh. “Perjalanan adalah belajar melihat dunia luar, juga belajar untuk melihat ke dalam diri. Pulang memang adalah jalan yang harus dijalani semua pejalan. Dari Titik Nol kita berangkat, kepada Titik Nol kita kembali. Tiada kisah cinta yang tak berbubuh noktah, tiada pesta yang tanpa bubar, tiada pertemuan yang tanpa perpisahan, tiada perjalanan yang tanpa pulang.”</span></div>
<br />
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="font-family: "arial"; font-size: 11pt; vertical-align: baseline;">Buku ini cukup berat dan hangat. Pastilah susah membuka diri untuk orang banyak. Mengizinkan orang lain untuk mengetahui kisahnya, kisah kehilangan salahsatunya. Menulis kisah ini berarti memutar kembali cerita kehilangan seorang sosok yang dicintai, Mama. Diakhir buku, Agustinus menyertai surat untuk Mamanya, pilu saya membacanya. Persoalan kehilangan memang tidak pernah main-main. Tapi untuk segalanya, terimakasih Agustinus Wibowo yang telah mengajak saya keliling Tibet, Nepal, India, Pakistan, Kashmir dan Afghanistan. Meminjamkan panca inderanya untuk saya merasakan duduk di kereta 18 jam lebih, sakit Hepatitis, makan makanan yang itu-itu saja, berbaur dengan teman-teman baru, warga lokal, kerumitan berurusan visa dan tetek bengeknya perjalanan. Saya merasakannya melalui Agustinus yang baik hati. Terimakasih telah mengenalkan genre travel writing ini kepada saya. Agustinus membuat saya jatuh cinta dengan 552 halaman yang saya lahap habis. Agustinus memberikan pengalaman membaca yang berbeda kepada saya. Begitu hangat, personal, menyentuh, menjengkelkan, dan menyenangkan. </span></div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="font-family: "arial"; font-size: 11pt; vertical-align: baseline;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
-yuniar sakinah-</div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
*usahamereviewnovelfavorit*</div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="font-family: "arial"; font-size: 11pt; vertical-align: baseline;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="font-family: "arial"; font-size: 11pt; vertical-align: baseline;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="font-family: "arial"; font-size: 11pt; vertical-align: baseline;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="font-family: "arial"; font-size: 11pt; vertical-align: baseline;"><br /></span></div>
<br />
<br />
<br />
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<br /></div>
unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-31527874732536230382017-05-22T20:45:00.001+07:002017-05-22T20:45:31.002+07:00Mencoba Menahan DiriHati ini sayang mengatakan kau satu-satunya yang bertahta di istanaku<br />
Kau adalah aroma tubuh yang ingin kuhirup kala membuka mata<br />
Kubayangkan aroma tubuhmu dan sinar matahari pagi beradu mesra menyambut pagiku<br />
Sayang, kau bertahta <br />
<br />
Pada hatimu, kulabuhkan segala rasa <br />
Telah kuletakkan kau di sudut hati paling dalam yang tak mampu dijamah oleh siapapun<br />
Kau segala yang kumau<br />
<br />
Namun...<br />
Apalah kita ini yang hanya manusia biasa? <br />
Berencana adalah konsep kita tentang menjalani hidup<br />
Sedang jawabNya adalah kepastian yg mutlak diterima oleh kita<br />
<br />
Satu satu aku merindu<br />
Semua tentangmu, menenangkanku<br />
Namun tanpa ragamu sayang, kenanganmu saja yang menemani<br />
Aku belajar menahan diri<br />
<br />
Sayang, kita ini... <br />
Kita adalah bait-bait puisi yang terpaksa menuju baris akhir<br />
Tapi kan tetap ku tulis tentangmu <br />
Karena hanya di kata-kataku, kau abadi.<br />
<br />
UPG, 22 Mei, 9.44 PM<br />
<br />unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-78489490591768287922017-02-14T13:49:00.000+07:002017-02-14T13:49:01.788+07:00Teruntuk @PosCinta<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmX22IYk3dOwYvBtX-h1SY8YnulZqNyvTYAH-_QsjyVM4c5VaEKN5SvBovMi5RaryNCsCLQXIo98cpUQNNxGTsiGHV5_PYtg_FNc-KJmZQVJj9GJ5txhtVUYUQShR917PmQAorxtJpwGSo/s1600/IMG_20170214_141544.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmX22IYk3dOwYvBtX-h1SY8YnulZqNyvTYAH-_QsjyVM4c5VaEKN5SvBovMi5RaryNCsCLQXIo98cpUQNNxGTsiGHV5_PYtg_FNc-KJmZQVJj9GJ5txhtVUYUQShR917PmQAorxtJpwGSo/s320/IMG_20170214_141544.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Ternyata tahun ini sudah 7 tahun program #30Harimenulissuratcinta berlangsung. Program yang hadir di bulan februari tiap tahunnya ini sungguh menyenangkan. Tahun ini karena berkabung, program ini menjadi #PosCintaTribu7e .<br />
Ketika itu, twitter menjadi salahsatu social media yang paling diminati, nge-tweet apa saja sungguh menyenangkan. Dan dari twitter lah, saya tahu kalau program ini sedang berlangsung. <br />
<br />
Teruntuk @PosCinta, program ini sungguh menyenangkan. Awal mengikuti program ini tahun 2014 lalu, selama 30 hari saya menulis surat untuk siapapun, dimanapun dan tentang apapun. Saya pernah menulis surat untuk hewan peliharaan saya yang telah mati, sungguh membuka kembali memori indah. Surat-surat cinta yang kutulis boleh dibilang sebagai pengingat kembali kenangan-kenangan yang saya miliki. Tak sering saya pun menulis surat cinta sebagai hadiah ulangtahun beberapa sahabat saya. <br />
<br />
@PosCinta, sampai sekarang saya tidak tahu Bosse itu sebenarnya siapa. Saya penasaran. Tapi saya cukup senang. Bosse sering meng-tweet surat cinta saya "Kriiing! Pos! Pos!" adalah yang paling saya nanti dari Bosse. Saya tidak tahu founder dan Bosse nya siapa, pun dengan akun pribadi twitter mereka, tapi saya yakin Bosse orang yang menyenangkan. Sekalinya saya tahu salahsatu founder malah disaat beliau sudah berpulang. <br />
<br />
Teruntuk @PosCinta, terimakasih untuk program menyenangkan dan penuh cinta ini. Saya berterimakasih karena melalui program ini, saya bisa kembali produktif dan konsisten dalam menulis serta membagi cinta untuk siapa saya, benda atau hewan sekalipun, dan juga membuat saya selalu bernostalgia dengan cerita-cerita bahagia maupun sedih yang saya alami melalui menulis. Blog pribadi saya pun terisi dengan tulisan-tulisan penuh cinta dari saya. Sungguh menyenangkan pula disaat banyak sekali kesibukan tapi harus berburu dengan batas pengiriman surat, bila tidak menulis, saya kepikiran sekali. Merasa gagal dan tidak konsisten, makanya sesibuk apapun saya sempatkan menulis.<br />
<br />
Teruntuk @PosCinta, terimakasih selama 7 tahun ini mengantarkan cinta untuk semua orang. Semoga program ini terus berlanjut. Semoga founder Om Em damai disisi-Nya, Bosse dan tukang pos semuanya berbahagia dan semoga kita semua selalu dikelilingi cinta. Panjang umur @PosCinta, Bosse, para tulang pos dan kita semua.<br />
<br />
Day #7unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-39182119455212374622017-02-13T15:33:00.000+07:002017-02-13T15:54:12.743+07:00Dia Yang Namanya Mengguncang Arsy<div style="text-align: right;">
Makassar, 13 Februari 2017</div>
<div>
<div>
<br /></div>
<div>
To one of my best girl in my life.</div>
<div>
Surat ini untuk sahabat yang aku kenal sejak 9 tahun lalu yang akan berbahagia selamanya. </div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii-tHSiTdHQWBBLL8czOQDU7U7ejuhYv1eLhi-fY1JCYEw0x1pFy0bMsDv-dq2beqG6sRgsWrAHRhkm9-AvZqKVM2U4TLQr8tQ2vQKz4_iZrn3s5BOYNdW-IsE-yQTZsFhhtiuGIv01GxR/s1600/1486458379079.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii-tHSiTdHQWBBLL8czOQDU7U7ejuhYv1eLhi-fY1JCYEw0x1pFy0bMsDv-dq2beqG6sRgsWrAHRhkm9-AvZqKVM2U4TLQr8tQ2vQKz4_iZrn3s5BOYNdW-IsE-yQTZsFhhtiuGIv01GxR/s320/1486458379079.jpg" width="320" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sahabat, </div>
<div>
Bagaimana bisa keputusan sebesar itu kau ambil, sayang? Angka usia yang masih bisa terbilang muda, kau mengambil keputusan sebesar itu yang tidak pernah ku bayangkan akan secepat ini. Pernah semalaman suntuk kita bertukar cerita tentang apa saja dan siapa saja, tertawa kemudian marah, kemudian tertawa lagi. Pernah kita saling tahu perasaan masing-masing hanya dengan tatapan mata saja. Tapi hari ini kita bahagia cukup dengan satu alasan yang sama. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sahabat, </div>
<div>
Menghitung hari perjalanan barumu akan dimulai. Dunia barumu segera jadi. Kau sebagai ratu disana. Menghitung hari dia yang namanya telah tertulis di Lauhul Mahfuz untukmu akan menyebutkan namamu dengan tegas, seketika Arsy berguncang mendengar kalimat panjang kala namamu disebut olehnya. Malaikat-malaikat turun ke bumi menyaksikan kau melangkah menuju dunia baru. Kebaikan yang ada di langit dan bumi hanya untukmu, sayang. </div>
<div>
Maka berbahagialah, Sahabat. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sahabat, </div>
<div>
Kau sedang berjalan menuju gerbang dunia baru, sebentar lagi sampai. Gerbang akan segera terbuka dan melangkah masuklah raja dan ratu dunia baru, tinggallah disana selama-lamanya penuh bahagia. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sahabat, </div>
<div>
Tak mungkin hidup membuatmu lolos dari segala ujian. Hidup akan tetap melemparkan kerikil dan batu untukmu, tapi aku percaya kan kau lewati semuanya. </div>
<div>
Tidak ada jaminan kelak di dunia barumu kau tidak akan bersedih, namun bersedihlah secukupnya kemudian bahagialah selebih-lebihnya sahabat.</div>
<div>
Barangkali hidupmu pun di dunia baru kelak tidak bisa sepenuhnya sempurna, tapi akan selalu baik-baik saja selama kau memeluk Tuhan, sayang. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk Egiana, Sahabatku, hari dimana namamu mengguncangkan Arsy dan hari-hari setelah itu maka berbahagialah sesuka-sukamu, sebanyak-banyaknya dan selama-selamanya, sayang.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dari sahabat yang selalu mendoakan bahagiamu.</div>
<div>
Yunhay.<br />
<br />
Day #6</div>
</div>
<div>
<br /></div>
unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-53342030213246683872017-02-12T16:52:00.003+07:002017-02-12T16:53:15.555+07:00Day #5 Surat Untuk NonaNona februari<br />
Berkeliling menikmati aroma laut<br />
Rambut hitam panjang sebahu<br />
Bibir merah merona yang tidak tipis<br />
Bola mata hitam dipadu lentik bulu mata<br />
Lesung pipi menambah sempurna<br />
<br />
Nona februari<br />
Menikmati senja dengan kasih sayang<br />
Aroma laut membuatnya bahagia<br />
Lantas menari-nari dibawah lembayung sinar keemasan<br />
Angin pantai meniup rambutnya<br />
Aduhai.. <br />
<br />
Nona februari<br />
Ceria dan manis<br />
Layak menggigit manisan pala<br />
Manis.. <br />
Kulit coklat cengkeh<br />
Indah.. <br />
<br />
Maka pada setiap senja <br />
Di bulan kedua tiap tahunnya<br />
Berbahagialah.. <br />
Sebar luaskan cinta semanis pala dan seharum cengkeh <br />
Lesung pipi bersatu dengan senyum di bawah lembayung senja<br />
Tawa lepas khas nona manis<br />
Berbahagialah..<br />
<br />
Maka setiap senja<br />
Berbaiklah pada nona februari<br />
Senyum lesung pipinya takkan menyakiti<br />
Melainkan menghantarkan rasa suka dan penasaran<br />
Menyembuhkan luka dengan cerianya<br />
Ia tercipta dari tambahan campuran cengkeh pala<br />
Ditambah sinar lembayung senja februari<br />
Aroma asin laut dan beberapa sajak puisi<br />
Sempurnalah ia, nona februari<br />
<br />
Kertas putih beramplop jingga<br />
Beraroma asin laut<br />
Terkirim diantara pendar senja<br />
untuk nona februari<br />
<br />
<br />
<br />
<br />unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-37562544862876424552017-02-11T17:05:00.001+07:002017-02-11T17:05:40.650+07:00Day #4 Maafkan Lalaiku, Ciki (2)Sebelumnya saya pernah bercerita tentang hewan peliharaan saya di #30HariMenulisSuratCinta 2 tahun lalu. Tentang seekor anak ayam yang kuberi nama Ciki. <br />
<br />
Ciki, nama pemberian dariku untuk seekor anak ayam yang menjadi hewan pertama dan terakhir yang coba saya pelihara selama ini. Cukup singkat saya menghabiskan waktu bersama Ciki, namun Ciki berhasil meninggalkan bekas yang besar untuk saya dalam hidup ini. <br />
Ciki mati beberapa jam setelah saya memandikannya, pikiran anak kecil berumur 6 tahun kala itu bahwa Ciki juga butuh mandi biar bersih dan harum. Sepeninggalnya Ciki, saya tidak berani memelihara hewan peliharaan apapun lagi, bagiku cukup Ciki. Saya tidak mau mengkhianati Ciki dengan cara mencari pemggantinya. Pikiran saya cukup aneh bukan? Tapi entah, hal ini benar-benar saya pikirkan. <br />
<br />
Beberapa waktu lalu, sempat saya ingin membeli kelinci, barangkali menyenangkan memiliki peliharaan lucu seperti kelinci, namun sekali lagi Ciki benar-benar berbekas. Cukup Ciki yang pergi karena kelalaianku. Hari ini khusus saya bercerita tentang Ciki, barangkali rindu dengan bulu-bulu halusnya. Bulan penuh cinta ininutntuk Ciki, maafkan lalaiku Ciki ❤unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-66275501071837335542017-02-10T16:59:00.001+07:002017-02-10T17:08:26.012+07:00Day #3 Perihal Kata Orang Kata orang cinta adalah kesedihan yang kita rencanakan sebenarnya. Pada titik-titik yang kita rencanakan perihal kebahagiaan, semuanya terpaket dengan sendirinya. <br />
<br />
Perihal sepaket, hidup begitu adanya. Terpaket bahkan sebelum manusia keluar dari rahim Ibunya. Bahagia hanya bisa dirasa bila ada rasa kesedihan didalamnya. Ibarat makanan, se-menggiurkan apapun tampilannya tapi bila hambar, takkan pernah puas. <br />
<br />
Kata orang cinta adalah perihal membagi sebanyak-banyaknya. Memberi kemudian menerima dan sebaliknya. Sebanyak-banyaknya kadang tanpa pemikiran yang panjang. Konteks memberi dan menerima selalu dikaitkan dengan kata cinta yang diudarakan, sebagai sebuah pembenaran. <br />
<br />
Kata orang cinta itu adalah kesenjangan. Hati tahu benar hati mana yang menyakiti namun tetap bertahan. Bukan karena tidak ada pilihan lainnya, namun sekali lagi kita selalu bersembunyi pada kata cinta itu sendiri. Katanya berani jatuh cinta, berani tersakiti pula. Semacam kontrak yang telah kita tandatangani. <br />
<br />
Kata orang cinta adalah perihal ketidaksamaan dua orang. Maka benar, cinta adalah komponen dasar. Menyatukan ketidaksamaan kita. <br />
Sekali lagi perihal kata orang tentang cinta, kembali memiliki definisi masing-masing. Apapun itu, cinta adalah komponen dasar. Membahagiakan kemudian menyedihkan, begitu pun sebaliknya.unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-17713584222151429722017-02-09T17:23:00.000+07:002017-02-09T17:32:53.555+07:00Day #2 Harapan SenjaAku ingin bertemu<br />
Pada satu senja merona<br />
Berdua, di sinar-sinar itu<br />
Berdua.. <br />
<br />
Pada senja hari itu<br />
Kita memilih saling menatap<br />
Kemudian bergenggaman<br />
Duduk manis menghadap laut biru<br />
<br />
Pada senja hari itu<br />
Tak banyak percakapan diantara kita<br />
Itu baik-baik saja<br />
Agendaku hari itu memang hanya duduk<br />
Denganmu, di antara senja<br />
<br />
Kita lihat saja senja kembali ke peraduannya<br />
Genggaman kita jangan terlepas<br />
Biarkan pikiran-pikiran beradu kala itu<br />
Kita nikmati saja aroma dan angin laut sore hari itu<br />
Lihat saja kilau cahaya senja terpantul di lautan<br />
Bersamamu, diantara senja<br />
Membuat segala akan baik-baik saja<br />
Harapku...<br />
<br />unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-12367447478736783402017-02-08T12:56:00.001+07:002017-02-08T12:59:07.240+07:00Day #1 Untuk: MasalaluLalu lalang pada kenangan<br />
Penuh sesak di masalalu<br />
Kemudian melarikan diri ke masa sekarang<br />
Terjebak, tak bisa dielak<br />
<br />
Kita sibuk dengan masalalu<br />
Mengekang diri pada lalu<br />
Kemudian kita mengenang lalu<br />
Dan berakhir dengan senyum, barangkali juga dengan airmata<br />
<br />
Ingatan-ingatan memiliki kekuatan<br />
Melumpuhkan pada luka berperih<br />
Atau menyemangati diri sendiri bahwa luka menguatkan<br />
Manusia percaya pada kekuatan <br />
Terutama masalalu, berkekuatan penuh<br />
<br />
Kita menyibukkan diri dengan masalalu<br />
Berkhayal tentang apa yg perlu diubah<br />
Atau apa yang seharusnya tidak terjadi<br />
Kepala kita penuh tali-tali berkusut <br />
Namun tetap sibuk dengan masalalu<br />
Kita membuat kusut atau memang masalalu benar-benar memiliki kekuatan?unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-1756594424515633912016-12-25T19:33:00.001+07:002016-12-25T19:33:13.896+07:00kepingan Hujan di kotaku<div>
deras, tumpah ruah disini</div>
<div>
aroma tanah khas setelah itu menyeruak</div>
<div>
memenuhi indera penciuman</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kenangan satu-satu menjadi pintu</div>
<div>
yang membawa diri berpetualang</div>
<div>
Aku adalah tuan atas kenangan </div>
<div>
kau adalah luka yg kulupakan</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tentangmu hanya kepingan</div>
<div>
kita kembali merapatkan diri dengan kenangan</div>
<div>
cukup dikenang kemudian diam</div>
<div>
kembali menikmati aroma tanah khas sehabis hujan</div>
<div>
kita hanya hujan setelah pelangi</div>
<div>
kenangan hanya sebatas rintik.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Makassar, 25 Des 2016/08.33PM</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-84442976044502344382016-09-26T10:27:00.001+07:002016-09-26T10:27:56.481+07:00DEJA REVE<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“DEJA REVE”</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Diantara
langit merah keunguan aku menemukanmu</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">tatapan
tajammu beradu dengan senja hari itu</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">aku
tersesat diantara dua keindahan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">matamu,
labirin yang menjebakku disitu</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">aku
tak mau mencari jalan keluar</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 99.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>Diantara
hiruk pikuk petang</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">aku ingin jatuh
cinta diam-diam denganmu</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">diantara bait
puisi yang kau baca pagi ini</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">aku ingin jatuh
cinta denganmu sepenuhnya</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">aku ingin
menjadi judul doa malammu</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">maukah kau
membersamai kerumitan di kepala kita?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 177.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Aku
menikmati punggungmu seperti potongan senja</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">yang
sebagian biasnya terbenam lautan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">kucoba
mengira-ngira warna bola matamu</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">mengira-ngira
garis senyum bibirmu </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">kubayangkan
semua itu akan cocok bersanding</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">dengan
potongan senja dari bahumu</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">seperti
garis pantai, dan buir-buir ombak yang sayu nan syahdu</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kemudian di
pelupuk matamu yang mendung, aku tersesat </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">arah mata angin
tidak mampu menentukan tujuan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">hanya ada dahimu
disana</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">suka rela
menjadi tanda mata cinta, untukku</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 177.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sudahi
saja temu ini</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">dengan
cinta selaksa air yang mengalir tenang</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">sudahi
saja temu ini </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">dengan
dentang waktu terhabis bersama</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">rekat
rindu diantara tatapan mata</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">merapal
doa agar sekiranya kita menjadi sepasang</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">dalam
detak rindu; aku yang kau rindu dan kau yang kurindu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">#Sepuisi
oleh Yuniar Sakinah & Aniesa Nabila<span style="mso-spacerun: yes;">
</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-79766740074364709812016-06-13T22:45:00.000+07:002016-06-13T22:45:42.135+07:00Mengerti MenjadiIni adalah puisi hadiah ulangtahun dari senior, kakak, yang sangat saya idolakan. Kakak yang paling baik, dewasa dan mengerti apa yang dipikiran adiknya. Terimakasih kak Imam Ipaenin :))<br />
*****<br />
Mengerti Menjadi<br />
<br />
Literasi waktumu yang menjadi domain bermakna antara hentak kaki pertama yang tak akan kau ingat simpul senyum bunda kala itu, adalah relung dan rona menjelma syukur dan asa, bahwa urat-urat yang menguatkan struktur tulang dan membantumu tertopang, kelak pasti kebahagiaan mereka.<br />
<br />
Lampau yang kau lewat, nanti yang kau capai, kesemuanya harus bernilai bukan dengan angka melainkan bangga. Dan di beranda yang berisi huruf-huruf lugu, sirat surat yang kau rindu, dalam balut sampul warna bercampur merah biru, menjadi ungu, lalu dua puluh empat itu, pilihlah mengerti, agar menjadi.<br />
<br />
- 10 Juni 2016unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-39924259370204218122016-06-10T18:06:00.000+07:002016-06-10T18:11:04.162+07:00Surat Untuk JuniDan ini khusus saya tuliskan untuk saya dan juni ini<br />
****<br />
24 tahun yang lalu<br />
Ibuku menang banyak<br />
Beliau memenangkan pertarungan hidup dan mati<br />
Tugas mulia dimulai<br />
<br />
24 tahun yg lalu<br />
Ibuku menggendong seorang putri ditangannya<br />
Putri kelimanya<br />
Mengganjilkan jumlah, menggenapkan bahagia. <br />
<br />
Senja ini aku tumbuh menjadi wanita<br />
Mengagumi senja dan sajak-sajak<br />
Tidak menyukai hujan<br />
Tapi tetap menikmati bau tanah basah selepas hujan<br />
<br />
Tidak menyukai hujan<br />
Tetapi senang menunggu pelangi tiba<br />
<br />
Aku, <br />
Yang dengan angkuh terkadang <br />
Egois membelenggu diri<br />
Menjadi senjata makan tuan bagiku<br />
<br />
Namun untuk langit Juni hari ini<br />
Kualamatkan harap padaku<br />
Kuamplopkan doa padaku<br />
Amplop berwarna ungu dengan tulisan emas senja di bagian depannya<br />
Amplopnya berwarna jingga keemasan<br />
<br />
Agar semesta membantuku melangkah<br />
Membentuk senja indah di langit mereka<br />
Segala doa terapal Juni ini<br />
Tertuju untukku sendiri<br />
Aku mandi doa, menyenangkan<br />
Aku mandi harap, meneduhkan. <br />
<br />
Senja juni membuat amplop berisi harap ini indah<br />
Seluruh senja juni ini kumasukkan dalam amplop<br />
Aku menyimpannya sampai besok<br />
Ah tidak, amplop ini untuk selamanya<br />
<br />
Surat untuk yg menjalani hidup<br />
Amplop ungu bercahaya jingga keemasan<br />
Teralamatkan<br />
Di rumahku<br />
Untukkuunhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-70932013296591053632016-06-10T17:35:00.003+07:002016-06-10T17:35:52.099+07:00Gadis JuniIni puisi terbaru dari sahabat saya, Aniesa, puisi ini sebagai hadiah ulangtahun saya di Juni tahun ini. Sahabat saya ini mengirimnya via chat Line tadi pagi. Terimakasih Aniesa, Tuhan dan semesta memberkati setiap kata-katamu :))<br />
<br />
*****<br />
<br />
Tepat hari ini<br />
juni melahirkan seorang anak gadis<br />
terbuat dari sepotong senja dan beberapa percikan warna pelangi<br />
ditambahkan tanah liat, sebongkah daging, dan ruh.<br />
juni menyukai hujan<br />
namun mungkin tidak untuk gadis ini<br />
<br />
dalang menyebutnya gadis juni<br />
mungkin ia, gadis juni, kadang jingganya menjadi kelabu saat hujan<br />
<br />
suatu ketika ia bercerita<br />
ia benci hujan<br />
karena hujan selalu membasahi puisi-puisinya<br />
<br />
juni menyukai hujan<br />
mencintai setiap genangan air yg sering sekali bermain dengan bias lampu jalan<br />
<br />
sedangkan ia,<br />
menyukai puisi,<br />
juga aroma kekasihnya.<br />
<br />
lantas mengapa ia dinamakan gadis juni oleh sang dalang?<br />
<br />
oh.<br />
karena ia dan juni adalah kontras<br />
saling membelakangi<br />
saling membutuhkan.<br />
<br />
saling memerhatikan dalam diam<br />
karena sungguh juni sangat menyayanginya.<br />
saat adzan dinyanyikan di telinganya.<br />
juni tahu, ia akan tumbuh menjadi gadis yang setia pada cinta dan persahabatan.<br />
<br />
terima kasih masih memilih setia<br />
setelah badai besar yang tak henti2nya menghantam dinding hati.<br />
dan goresan-goresan dalam yang entah sudah berapa banyak.<br />
semoga semesta mengamini semua doa dalam bulan mulia ini. untukmu.<br />
selamat hari lahir kembali :)<br />
selamat menjadi tua.<br />
selamat menjadi dewasa lagi.<br />
selamat menjalani siklus hidupmu yg diperbaharui setiap tahunmu.<br />
selamat ulang tahun gadis senja.<br />
selamat ulang tahun, sahabat. :)unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-1963232304331304902016-06-10T17:28:00.000+07:002016-06-10T17:28:57.541+07:00Senja Bulat Penuh Untuk 10 JunimuNah kalau ini postingan lama hadiah ulangtahun dari sahabat saya yang sama-sama mengagumi senja untuk 10 Juni saya. Ini tulisan favorit saya, teman saya ini menulisnya di blog pribadi miliknya <a href="http://penacokelat.blogspot.co.id/2014/06/senja-bulat-penuh-untuk-10-junimu.html?m=1">Ayu</a><br />
*****<br />
<span style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;">Dear perempuan penggemar senja</span><br style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;" /><span id="goog_1443974494" style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;"></span><span id="goog_1443974495" style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;"></span><span id="goog_931992377" style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;"></span><span id="goog_931992378" style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;"></span><br style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;" /><span style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;">Bersama surat ini kukirimkan senja bulat penuh, senja keemasan di ufuk tempat mata kita setia menunggu sebelum gelap. Hanya, maaf saja, tak ada angin dan debur ombak, seperti senja untuk Alina oleh Om Seno.</span><br style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;" /><br />
<span style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;">Oh iya, hampir saja kulupa. Bersama dengan Senja ini terhantur doa-doa tak terucap. Menjelma sederhana, menjelma cinta.Tak lupa, ada kebaikan di dalamnya. Silahkan kau rapal.</span><br style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;" /><br style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;" /><span style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;">Sepaket Senja ini kukirim dalam perjalanan di atas jalan layang, menembus gedung-gedung pongah, beradu cepat dengan sibuknya mereka.Bukan dari tepi permadani maha kaya, tempat para nelayan mempertaruhkan cinta dan perahunya mengadu nasib. </span><br style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;" /><br style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;" /><span style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;">Kau pasti terkejut dengan kiriman ini.Aku memang tak kunjung khatam merapalmu, namun pasti kau akan menyukainya. Tak bermaksud membenci fajar, hanya saja bersiap menghadapi temaram dengan perbincangan hangat itu lebih sering kita lakukan. Mungkin benar, dalam banyak hal kita hanya butuh membiasakan.</span><br style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;" /><br style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;" /><span style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;">Untuk miladmu, senja ini kumasukkan dalam amplop berwarna emas. Tak benar-benar berwarna emas sebetulnya, cahaya senjalah yang berpendar keluar. Kau mungkin tak punya banyak waktu untuk mendengar, jika lisanku yang menyapa. Maka lewat senja ini kuharap kau mampu merapal kata-kata yang tak sempat terucap, terlebih tertulis. </span><br style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;" /><br style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;" /><span style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;">Hanya saja, bergegaslah membuka amplop ini, saat bola waktu yang menggelinding telah menyampaikannya padamu. Seperti coklat panas yang nikmatnya berkurang saat dingin mulai membunuhnya.Senja inipun harus cepat-cepat menemui tujuannya. Karena esok hari, lain cerita. </span><br style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;" /><br style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;" /><span style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;">Saat kau buka, Negeri Senja adalah untukmu. Karena ini miladmu, aku mengalah. Kau pemiliknya sekarang. Tinggallah disana, tidak usah terlalu lama. Cukup kau habiskan 10 Junimu disana. </span><br style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;" /><br style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;" /><span style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;">Tenang saja, senja abadi disana. Itu sebabnya, kukirim ini sehari sebelum 10 Junimu menyapa. Syukurlah tak ada hujan bulan Juni sore ini untukmu. Iapun telah berjanji, tak akan menyapamu dalam dua hari ini. hanya untukmu. Setelahnya, kau pun bisa bersuka cita bersama sulaman rindu langit kepada tanah. </span><br style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;" /><br style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;" /><span style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;">Untukmu perempuan penggemar senja, perempuan dari Ambon yang selalu manis, si peramu kata, Semoga kebaikan dan keberkahan senantiasa menyertaimu. Terima kasih telah menjadi kawan setia menggagumi senja, membumikan senja-senja sebelumnya dengan cerita-cerita hangat. Seperti senja, sandikala, dan cakrawala, Semesta mengajarkan bahwa kawan kita butuhkan untuk menyadari kalau sendiri adalah indah yang belum sempurna.</span><br style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;" /><br style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;" /><span style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;">Selamat menikmati.</span><br style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px;" /><br />
<div style="background-color: #c0a154; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20.5919990539551px; text-align: right;">
Dari kawanmu yang juga mengagumi senja</div>
unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7985268242416331832.post-85919621741901888182015-06-25T09:56:00.000+07:002015-06-28T09:32:26.099+07:00Tak Enak MerinduAku ingin dimengerti
Bila merindu adalah kelelahan tak berkesudahan
Menguras tenagaku
Lemas akibatnya<br />
<br />
Mengertilah..
Bahwa merindu itu tak enak
Menggerogoti tubuh
Membuat lemah tak berdaya<br />
<br />
Senangkah membuatku rindu?
Ini melelahkan, kasih
Menikmati rintik hujan yg tak berkesudahan sepanjang hari
Sendiri.. Sepi..<br />
<br />
Ah tak enak merindu
Ku dibuat diam seperti ini
Menikmati sendiri, sepi..
Merindukah kau juga disana?unhysakinahhttp://www.blogger.com/profile/01503330690654248308noreply@blogger.com0