Maafkan Lalaiku, Ciki

Thursday 20 February 2014
Dulu sewaktu kecil, saat duduk di kelas 1 SD aku memiliki hewan peliharaan. Saat itu yang kupilih adalah anak ayam yang masih kecil, berbulu lembut, warna kuning. Ciki, begitu biasa kupanggil. Saat itu, aku menganggap Ciki begitu lucu. Teman setia.

Aku lupa bagaimana aku bisa memiliki Ciki, kalau tidak salah ingat Ciki aku temukan di pekarangan rumah. Dulu waktu kecil aku lalai. Satu sore aku memandikan Ciki, di pikiran anak kecil seusiaku saat itu, biar Ciki bersih bulunya, harum juga. Setelah itu, malamnya entah bagaimana setelah aku memasukkan Ciki ke kandangnya, beberapa jam kemudian ketika aku hendak melihatnya, aku menemukan dia tergeletak. Ciki mati malam itu. Entah penyebab kematiannya apa, mungkin karena aku mandikan, pikirku. Aku menguburnya di belakang rumah. Sejak itu, aku tidak lagi memelihara hewan apapun itu. Bagiku, cukup Ciki.

Aku lalai, Ciki mungkin mati kedinginan setelah aku mandikan. Sampai umurku yang mau beranjak 22 ini, di otakku masih saja kepikiran bahwa kematian Ciki karena ulahku yang memandikannya. Aku lalai. Hal sepele begitu, Ciki mati. Aku lalai. Aku masih mengingat bulu Ciki, Ciki begitu lucu.

Cukup Ciki sajalah yang aku pelihara. Semoga Ciki bahagia disana. Ciki mengajarkan satu hal dalam hidupku bahwa hal sepele bisa berakibat fatal. Maka seharusnya kita harus lebih waspada terhadap hal-hal yang menurut kita sepele saja. Maafkan aku, Ciki. :(

0 comments:

Post a Comment