Ini Tentang Lala, Sahabatku :*

Sunday 3 July 2011
Ini tulisan pertamaku di bulan juli yang indah ini. Ingin sekedar bertutur sambil mengenang kembali semua tentang sahabatku yang satu ini. Semoga apa yang saya tulis ini bisa tersampaikan ke dia dengan baik, sekedar memberitahukan kepadanya bahwa saya menyayanginya dari awal persahabatan itu menjadi bibit di hati ini, dan sekedar memberitahukan padanya melalui tulisan ini bahwa saya memperhatikannya dengan hati dan berterima kasih kepada dia untuk setiap jejak terindah yang telah tercipta selama ini.
Ini dia sahabatku, Lala
Ini tentang Lala, bukan Lala teletubbies ya.. tapi ini tentang Lala, sahabatku. Lahir di Ambon, 11 februari 1993 anak kedua dari tiga bersaudara ini menjadi teman, sahabat dan saudara saya sejak tahun 2001 lalu saat masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 4. Cekatan orangnya, baik, pemimpi dan pekerja keras juga tapi terkadang keras kepala.
Cewek tomboy penyuka warna ungu ini (untuk hal satu ini kita sama), merupakan salahsatu dari sekian banyak orang yang Allah hadirkan dalam hidup saya yang dimana menempati tempat teristimewa di hati saya. Tomboy tapi manis :) dia jarang sekali berdandan ala cewek pada umumnya. Jarang melihatnya memakai rok, bergaya ala cewek pada umumnya, pemandangan yang langka  bagi sahabatku yang satu ini. Jeans, kaos, switer, topi dan sepatu saja sudah cukup untuknya.
Masih teringat jelas bagaimana saya, dia dan beberapa teman lainnya bolos saat upacara bendera hanya untuk pergi ke masjid dan menghafal tentang rotasi dan revolusi bumi dan planet lainnya. Teman saya yang menjelma menjadi sahabat baik saya ini sangat berbeda. Tidak manja dan bisa dibilang mandiri. Masih jelas di ingatan saya bagaimana ekspresinya saat pertama kali ke sekolah dengan memakai jilbab, bahkan model dan warna jilbabnya pun masih saya ingat dengan jelas. Bagaimana luar biasanya dia saat berusaha memanjat jendela musholla di rumah saya demi menolong saya agar nilai mata pelajaran agama saya memuaskan. Bagai malaikat penolong saat itu. Semua masih begitu jelas di ingatan saya seperti semua kejadian itu baru terjadi kemarin saja.
Bernama lengkap Aniesa Nabila ini adalah sahabat saya yang luar biasa, luar biasa di mata saya. Suka lagu-lagu barat, novel, dan pembicara yang baik. Pembakar semangat yang tangguh. Dari dia tercermin pribadi tomboy yang manis, menyenangkan dan penuh dengan pemikiran-pemikiran gilanya. Sampai sekarang persahabatan kita masih awet, walau pernah tersandung  masalah, walau pernah awan hitam sempat  memayung langkah kita, walau sempat airmata mengalir di sela senyum kita, tapi bukankah itu persahabatan ?
Saat menulis ini, beribu kenangan tentang dia tiba-tiba menyeruak berebut masuk di pikiran saya seketika, berebut keluar untuk saya tuangkan di kertas putih ini. Menunggu waktu berangkat sekolah dengan menghabiskan waktu di rumahnya, melahap habis nasi goreng buatannya yang super pedas tapi bikin ketagihan, masa-masa kemping di Pramuka, saat-saat bolos dengannya, tukar-tukaran kado valentine di kamar mandi cewek  dan masih banyak lagi hal gila yang kita lakukan bersama. Dia mandiri, tangguh, pantang menyerah. Dari dia sebuah kisah indah terukir, dari dia sebuah pembelajaran tercipta, dari dia senyum dan tangis tercipta, dari dia persahabatan yang indah terjalin.
Masalah yang mendewasakan kita. Sahabat saya ini sangat jago main basket, inner beautynya keluar saat mendrible bola basket. Dia tetap menjadi sosok yang unik dimata saya, sahabat yang baik yang pernah dan akan sllu saya miliki. Menghabiskan banyak waktu dengannya adalah hal terindah yang pernah saya lakukan. Dia menjadi bagian terindah dalam hidup ini. Dia menjadi salahsatu dari sekian ribu orang yang Allah kirim kepadaku sebagai sahabat terbaik. Dia mengajarkan kepada saya bahwa menerima  kenyataan itu lebih baik.
Sahabat terbaik, saudara seiman yang tangguh semoga persahabatan ini tak memiliki waktu dan ruang. Semoga terjaga selamanya, biar Allah yang menjaganya dan kita yang berusaha mempertahankannya. Saya mungkin tak selalu bisa melihatmu, tak selalu bisa menyediakan bahuku untukmu bersandar, tak selalu bisa menggenggammu, tak selalu bisa mendengar ucapanmu, tak selalu bisa, lala.. Tapi kutitipkan kau pada sebaik-baiknya penjaga, biar DIA yang menjaga sahabatku ini dengan sayang-Nya. Sahabat, hanya ingin kau tahu bahwa Allah mengirimmu menjadi sahabat dunia dan akhirat nanti. Allah menjagamu disana tempatmu berpijak, dan menjagaku disini tempatku berpijak dan akan selalu menjaga persahabatan kita dimanapun kaki membawa raga kita pergi.
PS: Kado untukmu, sobat :)       C/49, Minggu 26 Juni 2011

0 comments:

Post a Comment