Ini tulisan pertamaku di bulan juli yang indah
ini. Ingin sekedar bertutur sambil mengenang kembali semua tentang sahabatku
yang satu ini. Semoga apa yang saya tulis ini bisa tersampaikan ke dia dengan
baik, sekedar memberitahukan kepadanya bahwa saya menyayanginya dari awal
persahabatan itu menjadi bibit di hati ini, dan sekedar memberitahukan padanya
melalui tulisan ini bahwa saya memperhatikannya dengan hati dan berterima kasih
kepada dia untuk setiap jejak terindah yang telah tercipta selama ini.
Ini dia sahabatku, Lala |
Ini tentang Lala, bukan Lala teletubbies ya..
tapi ini tentang Lala, sahabatku. Lahir di Ambon, 11 februari 1993 anak kedua
dari tiga bersaudara ini menjadi teman, sahabat dan saudara saya sejak tahun 2001
lalu saat masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 4. Cekatan orangnya, baik,
pemimpi dan pekerja keras juga tapi terkadang keras kepala.
Cewek tomboy penyuka warna ungu ini (untuk hal
satu ini kita sama), merupakan salahsatu dari sekian banyak orang yang Allah hadirkan
dalam hidup saya yang dimana menempati tempat teristimewa di hati saya. Tomboy
tapi manis :) dia jarang sekali berdandan ala cewek pada umumnya. Jarang
melihatnya memakai rok, bergaya ala cewek pada umumnya, pemandangan yang
langka bagi sahabatku yang satu ini. Jeans,
kaos, switer, topi dan sepatu saja sudah cukup untuknya.
Masih teringat jelas bagaimana saya, dia dan
beberapa teman lainnya bolos saat upacara bendera hanya untuk pergi ke masjid
dan menghafal tentang rotasi dan revolusi bumi dan planet lainnya. Teman saya
yang menjelma menjadi sahabat baik saya ini sangat berbeda. Tidak manja dan
bisa dibilang mandiri. Masih jelas di ingatan saya bagaimana ekspresinya saat
pertama kali ke sekolah dengan memakai jilbab, bahkan model dan warna jilbabnya
pun masih saya ingat dengan jelas. Bagaimana luar biasanya dia saat berusaha memanjat
jendela musholla di rumah saya demi menolong saya agar nilai mata pelajaran
agama saya memuaskan. Bagai malaikat penolong saat itu. Semua masih begitu
jelas di ingatan saya seperti semua kejadian itu baru terjadi kemarin saja.
Bernama lengkap Aniesa Nabila ini adalah
sahabat saya yang luar biasa, luar biasa di mata saya. Suka lagu-lagu barat,
novel, dan pembicara yang baik. Pembakar semangat yang tangguh. Dari dia
tercermin pribadi tomboy yang manis, menyenangkan dan penuh dengan
pemikiran-pemikiran gilanya. Sampai sekarang persahabatan kita masih awet,
walau pernah tersandung masalah, walau
pernah awan hitam sempat memayung
langkah kita, walau sempat airmata mengalir di sela senyum kita, tapi bukankah
itu persahabatan ?
Saat menulis ini, beribu kenangan tentang dia
tiba-tiba menyeruak berebut masuk di pikiran saya seketika, berebut keluar
untuk saya tuangkan di kertas putih ini. Menunggu waktu berangkat sekolah
dengan menghabiskan waktu di rumahnya, melahap habis nasi goreng buatannya yang
super pedas tapi bikin ketagihan, masa-masa kemping di Pramuka, saat-saat bolos
dengannya, tukar-tukaran kado valentine di kamar mandi cewek dan masih banyak lagi hal gila yang kita lakukan
bersama. Dia mandiri, tangguh, pantang menyerah. Dari dia sebuah kisah indah
terukir, dari dia sebuah pembelajaran tercipta, dari dia senyum dan tangis
tercipta, dari dia persahabatan yang indah terjalin.
Masalah yang mendewasakan kita. Sahabat saya
ini sangat jago main basket, inner beautynya keluar saat mendrible bola basket.
Dia tetap menjadi sosok yang unik dimata saya, sahabat yang baik yang pernah dan
akan sllu saya miliki. Menghabiskan banyak waktu dengannya adalah hal terindah
yang pernah saya lakukan. Dia menjadi bagian terindah dalam hidup ini. Dia
menjadi salahsatu dari sekian ribu orang yang Allah kirim kepadaku sebagai
sahabat terbaik. Dia mengajarkan kepada saya bahwa menerima kenyataan itu lebih baik.
Sahabat terbaik, saudara seiman yang tangguh
semoga persahabatan ini tak memiliki waktu dan ruang. Semoga terjaga selamanya,
biar Allah yang menjaganya dan kita yang berusaha mempertahankannya. Saya
mungkin tak selalu bisa melihatmu, tak selalu bisa menyediakan bahuku untukmu
bersandar, tak selalu bisa menggenggammu, tak selalu bisa mendengar ucapanmu,
tak selalu bisa, lala.. Tapi kutitipkan kau pada sebaik-baiknya penjaga, biar
DIA yang menjaga sahabatku ini dengan sayang-Nya. Sahabat, hanya ingin kau
tahu bahwa Allah mengirimmu menjadi sahabat dunia dan akhirat nanti. Allah menjagamu
disana tempatmu berpijak, dan menjagaku disini tempatku berpijak dan akan
selalu menjaga persahabatan kita dimanapun kaki membawa raga kita pergi.
PS: Kado untukmu, sobat :)
C/49, Minggu 26 Juni 2011
0 comments:
Post a Comment