KELUARGAKU, KOMPAS SURGAKU

Thursday 7 July 2011
Keluarga.. kata ini menjadi semacam pengikat bagi setiap orang di dunia ini. Pengikat batin, pengikat hati dengan orang terdekat yang mereka sayang. Keluarga, kata yang hanya terdiri dari K-E-L-U-A-R-G-A tapi bermakna besar. Ada makna cinta yang tersimpan.
Aku, kamu dan kita semua berasal dari keluarga. Lingkungan pertama yang akan kita kenali sebelum kita mengenali lingkungan lain. Lingkungan pertama yang memberikan kita cinta, yang melindungi kita, yang mendorong kita untuk menatap dunia. Kita semua berasal dari keluarga terlebih dahulu sebelum kita menjalin hubungan lain dengan orang lain. Kali ini saya akan membagi kasih sayangku kepada kalian melalui cerita tentang keluargaku.
My angels, Papa dan Ibu
Gadis-gadis mutiara :*
Papa                            : Drs Achmad Waliulu
Ibu                               : Ny. Dj Waliulu, S.Pd
Kakak sulung              : Linda PJ. Waliulu, SE.MPA
Kakak kedua               : Febry HJ Waliulu, ST
Kakak ketiga               : Sustri F. Waliulu, S.Psi
Kakak keempat           : Riska Mega H. Waliulu, S.Ked
Dan saya sendiri          : Yuniar Sakinah Waliulu
Inilah keluargaku, kompas surgaku. Saya berasal dari keluarga yang sederhana saja, kedua orangtua yang hebat dan keempat saudari kandung. Mereka adalah ..............*saya tak tahu harus menulis kata tepat apa untuk melanjutkan ini*. Mereka adalah orang-orang terbaik yang saya punya sepanjang hidup saya. Mereka adalah segalanya. Cinta, kasih sayang, kebersamaan, kerja keras, semuanya saya dapat dan pelajari dari mereka. Selalu bisa berbagi dalam segala hal, dalam doa, dalam semangat, dalam dukungan.. mereka tak belajar teori ttg itu, tapi mereka selalu tahu cara menciptakan kenyamanan, kehangatan, canda dan tawa. Saya mempunyai empat kakak perempuan, tapi tahukah ini lebih dari cukup untuk memiliki kakak laki-laki. Saya dari dulu ingin sekali punya saudara kandung laki-laki, tapi setelah saya pikir-pikir keempat kakak perempuan ini lebih dari cukup. Mereka selalu bisa menjagaku, mengingatkanku ketika salah, menolongku tanpa kata tolong tak sempat saya lontarkan. Ibu dan Papa yang selalu hebat !
Mereka bagai kompas untukku, selalu menunjukkan jalan yang benar padaku saat aku mulai merasa tersesat dalam hidup ini. Selalu bisa meluruskan langkahku, ketika aku ingin berbelok. Kita berlima mempunyai karakter yang berbeda-beda, tapi itu tak menjadi penghalang untuk saling menyayangi. Apapun yang terjadi yang akan selalu menolong, tangan yang akan menolong pertama kali adalah keluarga. Sebelum sahabat, sebelum orang lain, keluargalah yang akan menompangku pertama kali saat aku tersandung jatuh. Keluargaku lah yang akan pertama kali tersenyum padaku. Ikatan darah itu abadi.
Mereka kompas untukku. Mereka seperti peta untukku. Peta dan kompas yang akan selalu dan selalu menunjukkan serta mengarahkanku untuk ke surga. Tempat dimana semua orang ingin berada disitu pada akhirnya. Mereka yang selalu mengajarkan bagaimana menyayangi Tuhanku sesuai dengan apa yang diajarkan agamaku. Mereka mengajarkan bagaimana menghargai semua orang, bagaimana harus mengarungi hidup ini. Mereka kompasku !! penunjuk arah kebahagiaanku, penunjuk arah agar saya menjadi ‘seseorang’ pada akhirnya.
Mereka kompasku.. hanya mengarahkan jalan yang baik, mengarahkan harus kemana kaki ini melangkah, selebihnya terserah dari saya sendiri. Mereka adalah orang yang terpilih dalam hidupku. Saya percaya satu hal di dunia ini, bahwa Tuhan selalu mempunyai alasan yang tepat ketika dia mengirim seseorang dalam hidup kita. Begitulah adanya, ketika dia mengirim mereka kepadaku dan menjadi bagian hidupku, maka Tuhan punya alasan yang tepat. Dari sekian banyak keluarga di dunia ini, mereka yg Tuhan pilih.

0 comments:

Post a Comment