Lagu Malam (1)

Sunday 1 January 2012

: Untuk sahabatku, di tempat pijakan mereka
Sahabatku, sedang apa kau disana? Adakah rindu yang mengetuk ruang hatimu? Pijakan kita tak sama, masihkah kau menaruh namaku di hatimu sebagai seorang sahabatmu? Apakah kau masih selipkan namaku di setiap kau menengadahkan kedua tanganmu di hadapan-Nya? Sang Maha Pencipta yang telah mempertemukan kita.

Apakah kau akan tetap mengangapku sahabatmu walaupun jarak terbentang kini? Aku tak bisa selalu ada disampingmu, memelukmu ketika satu per satu masalah tengah kau hadapi. Aku tak bisa selalu menenangkanmu saat kau begitu resah dan gelisah. Tanganmu tak bisa sampai di pipimu, menghapus airmatamu, ketika sedih menghujam hatimu, ketika luka menggores keteguhan hatimu. Dengan semua itu, apakah kau tetap menganggapku sahabatmu? Yang pasti, aku selalu berusaha dan belajar ada untukmu disaat apapun. Kapanpun.

Sahabatku sayang, aku mohon maaf kepadamu karena telah menulis surat ini untukmu. Hanya saja kerisauan tengah meyelimutiku. Aku ingin tahu jawabmu, sahabat. Apakah persahabatan kita akan tetap memayung setiap langkah kita? 


Sahabatku yang baik, aku mohon maaf bila aku tak sempat menghadirkan diriku di hadapanmu saat begitu banyak masalah yang menyusup diam-diam dalam hidupmu. Maafkan aku.  Namun, percayalah aku selalu mendoakanmu. Selalu. Ini rahasiaku dengan Tuhan, intinya aku tetap mengingatmu, aku selalu berusaha menghadirkan diriku di hadapanmu, tak secara nyata namun melalui doa. Kita akan berubah. Setiap hari kita berubah dan setiap hari aku berusaha mengenal sisi dirimu yang lain, yang berubah itu, dan setiap hari aku mengagumi dirimu yang berubah itu. Aku tetap menyayangimu, sahabat. 

Sahabatku, mungkin banyak perkataanku yang menyinggung hatimu, sikapku terkadang menanam duri di hatimu, tapi  maukah kau memaafkanku? Tak ada yang bisa luput dari dosa dan salah, begitupun aku, Tuhan tahu itu, maka itu Dia menyediakan medium pertobatan. Maka itu pula, maukah kau memaafkanku? Sahabat, kelak mungkin aku jarang mengucapkan hai untukmu, menyapamu di pagi hari, mengantarmu bermimpi di malam hari, kelak mungkin aku jarang berkomunikasi denganmu, jarang pula mendengarmu berbagi cerita, bukannya aku sombong atau ingin melupakanmu perlahan-lahan. Bukan! Saat itu aku sedang sibuk atau Tuhan sedang membiarkan kita menikmati kehadiran teman yang lain namun tanpa melupakan persahabatan kita. Dari semua itu, ketahuilah aku selalu menjagamu dalam doa. Aku ingin kamu dapatkan segala yang kamu inginkan dalam hidup, kita berdua bahagia. 

Hanya satu harapanku: aku berharap kelak kapanpun itu kau tak akan melupakanku. Kelak kau akan selalu menyebutku sebagai sahabatku, namaku selalu terukir di hatimu, kita selalu menjadi sahabat. 

Pegang erat sahabat yang menjagamu dalam doa. Menemanimu saat sedih. Menyemangatimu saat jatuh. Bertepuktangan paling keras saat kau menang. Tersenyum   saat kau bahagia. Dan menjagamu dalam simfoni hatinya.

0 comments:

Post a Comment