Hidup Yang Sempurna

Sunday 1 January 2012
Dear Unhy,
Kamu tahu seseorang yang sebenarnya tengah merasa terus-menerus hidupnya dalam masalah sebenarnya secara aktif terus-menerus membuat dirinya sendiri berada dalam lingkaran masalah. Bangunlah, hentikan prasangka, pikiran dan perasaan-perasaan butuk itu! Ini hidup.

Seseorang mungkin selalu mengutuk hidupnya “salah” dan “menderita, tetapi harus percaya. Percayalah pada Tuhan. Hidup ini tentang apa yang kita sangkakan padanya. Jika kita menyangka bahwa hidup kita ini begitu menderita, pastinya kita akan menderita. Sebaliknya. Jika kita memandang hidup ini adalah kebahagiaan, maka kita akan bahagia.

Orang-orang di sekitar kita pun tak selamanya bahagia, mereka tidak selalu merasa beruntung, mereka juga berada dalam lingkaran masalah dan penderitaan. Sana-sini semua orang mengeluh, berkeluh kesah, merasa selalu serba kekurangan, murung, bahkan tertawa-tawa untuk menipu dirinya sendiri. Banyak yang tidak tahu, untuk apa mereka hidup, apa yang mereka inginkan dalam hidup, apa yang harus mereka capai dalam hidup, bagaimana mendefinisikan kebahagiaan itu, bagaimana mengatasi masalah yang tengah dihadapi, mereka tidak tahu. Seperti kita juga yang tidak pernah tahu.

Jadi, adakah seseorang yang tak punya masalah? Adakah yang sama sekali tidak bergelimpangan dosa? Bersih dari najis dan dosa di masa lalu atau masa kini? Rasanya, tidak. Adakah yang benar-benar selalu bahagia dan merasa selalu beruntung? Tidak!


Setiap orang pernah melakukan kesalahan, termasuk kita. Maka itulah hidup. Adalah tentang bagaimana memaafkan diri sendiri dan orang lain. Kita pernah mengambil keputusan yang salah, sekali-dua, atau lebih sering lagi, maka hidup ini adalah tentang soal berhati-hati dan berjalan dengan penuh kewaspadaan. Tak ada seseorangpun di dunia ini yang bersih dari najis dan dosa, Tuhan tahu itu, sangat tahu, maka itu Dia menyediakan medium pertobatan. Bukankah setiap orang pernah bersedih dan menangis? Itu cara hidup memperkenalkan makna tawa dan dan kebahagiaan. Hidup merupakan serangkaian peristiwa sedih, bahagia, tangis, tawa, pertemuan dan perpisahan yang terangkum rapi dalam episode dan cerita-cerita. Hidup adalah bagaimana cara kita memaknainya bukan? Hidup tak hanya didirikan dengan kaki kesedihan, ada kaki yang lain yang bernama kebahagiaan, lalu mengapa kita harus bersusah payah menjalani hidup dengan satu kaki saja? Kenapa juga kita harus fokus pada kesedihan dan kesalahan yang pernah kita perbuat? Yang tidak terhitung berapa banyaknya? Mengapa kaki yang lainnya tidak kita gunakan? Itu hanya membuat kita terus-menerus menderita, menderita, sangat menderita, semakin menderita.

Pertama-tama kita harus menata diri sebelum berjalan riang.. benahi yang berantakan dan terserak sisa kekalahan dan kesalahan yang kita alami. Benar. Tapi mau sampai kapan? Dengarkan. Sebagian kecil kenangan buruk memang harus kita simpan sebagai pembelajaran, tetapi yakinlah sebagian besar yang lainnya harus kita kubur dan lupakan! Bergerak, teruslah berjalan, jangan berkubang dalam lumpur penyesalan dan keraguan. Kadang yang paling kita butuhkan untuk berada di titik kebahagiaan adalah melupakan kesedihan dan kesalahan-kesalahan di masa lalu. 

Kau tahu, kau begitu sangat berharga, maka saat kau mengira dirimu tak berguna: Enyahkan suara itu dari kepalamu! Jangan biarkan ia menguasaimu. Hidup ini sudah begitu lelah jika kau hanya mengisinya dengan mengeluh dan kebencian, pada dirimu dan orang lain. Bergeraklah sebelum semuanya terlambat. Resiko? Hey, tak ada satupun di dunia ini yang tak ada resikonya, yang harus kita lakukan adalah menabung keberanian, kumpulkan kekuatan tuk menghadapi resiko-resiko itu. Pertimbangan-pertimbangan memang perlu, namun bila hanya dipertimbangkan tidak akan cukup untuk menyelesaikan masalah.

Aku hanya menulis. Tak memikirkan teorinya, gaya bahasanya, ejaannya, tanda baca dan lainnya. Aku hanya menulis seperti bagaimana pikiran kita bekerja, bagaimana perasaan kita bekerja, dan itulah cara yang kupilih untuk menyampaikan semua ini kepadamu.

Sekarang bersenandunglah... dalam hati, dalam pikiranmu.. Setelah selesai, pejamkan kedua matamu, hadirkanlah wajah orang-orang yang kau cintai dan yang mencintaimu. Biarkan wajah mereka memenuhi bilik hati dan pikiranmu. Penuhilah pikiran dan hatimu dengan kehadiran mereka. Tarik napas yang panjang, lalu tahan. Kumpulkan semua perasaan dan pikiran yang buruk-buruk, rangkum semua kenangan dan masa lalu yang buruk... lalu hembuskanlah!

0 comments:

Post a Comment