Memoar Untuk Sahabat-Alm. HIZBUL MAULANA

Thursday 16 June 2011
Pagi itu mentari menyapa dengan penuh gairah, kicauan burung terdengar jelas.
Sama seperti hari-hari sebelumnya, tak ada bedanya. Alam tak menunjukkan pertanda apapun.
Tak ada atau kami yang kurang peka dengan pertanda dari alam. Entahlah ...
Yang jelas, hari itu merubah segalanya.

Hari minggu siang saya mendapat kabar kalau salahsatu sahabat serta teman sekelas saya mengalami kecelakaan. Saya pikir kecelakaan kecil saja, paling hanya masuk UGD. Masih asyik bermain dengan pikiran sendiri, tak selang beberapa menit kemudian saya mendapat kabar baru lagi yang cukup membuat sekujur tubuh saya lemas tak berdaya. Baru beberapa menit saya mendapat kabar kalau sahabat saya ini kecelakaan, baru beberapa detik saya berpikir bahwa itu hanya kecelakaan kecil saja, tapi sekarang saya mendapat kabar bahwa TUHAN lebih menyayanginya.

Dia pergi, menuju tempat dimana kita semua akan menuju pula kesitu. Rasa kehilangan yang amat sangat besar menyeruak masuk ke hati saya dan sahabat-sahabat yang lainnya. Berharap ini hanya mimpi. Bagaimana ini bisa terjadi ? waktu dimajukan terlalu cepat, nampaknya. Kami masih tak percaya. Hari-hari sebelumnya kita semua masih berkumpul membahas persiapan kegiatan, masih duduk bersama makan bakso. Di sekolah saya masih melihat dia bermain kartu dengan anak-anak cowok yang lainnya, masih mendengar bagaimana dia berdebat dengan teman-teman tentang bola, bahkan kami masih sempat berdebat saat mata pelajaran kewarganegaraan dan bahasa Indonesia.

Tapi, seketika saat melihat jasadnya terbaring kaku, senyum menghiasi tidurnya, kamipun tersadar bahwa ini bukan mimpi. Sahabat tersayang pergi untuk selamanya. Kecelakaan itu merenggut nyawa sahabat kami. Sahabat, teman, saudara untuk kami semua.

Masih teringat jelas, sahabat.. bagaimana kau menghabiskan waktu istirahat dengan makan bakso di gerobak samping pos satpam, masih teringat jelas warna kuah baksomu yang merah karena sambal yang entah berapa sendok kau tuangkan. Masih teringat bagaimana kau mengeluh karena ketua OSIS selalu melakukan kesalahan saat latihan pelantikan pengurus OSIS. Masih teringat jelas semuanya, sahabat.

Hari setelah kau pergi, sahabat.. kami masih merasa kehilangan yang amat besar. Kelas berubah sepi bagai tak berpenghuni, gelap bagai awan hitam sedang memayung kami semua. Hari-hari tanpamu, kami sulit tersenyum, sulit menghadirkan tawa lagi. bahkan bangku tempat dudukmu pun kami kosongkan, berharap kami masih menemukan sosokmu duduk disitu, sahabat.

Kami semua kehilanganmu, sahabat. Kami kehilangan sosok dingin, cuek dan baik. Kami kehilangan teman diskusi yang tangguh, yang selalu mempertahankan argumennya. Kami kehilanganmu, sahabat. Waktu memang dimajukan untukmu. Terlalu cepat, sahabat. Kita bahkan belum sempat menghabiskan banyak waktu bersama-sama. Kita tak bisa menghabiskan masa putih abu-abu bersama, sahabat. TUHAN ternyata lebih menyayangimu. DIA memanggilmu lebih cepat.


Tapi kepergianmu meninggalkan sejuta kenangan yang terukir indah. Kepergianmu meninggalkan senyum manis, meninggalkan perasaan yang belum sempat diutarakan seseorang kepadamu. Belum sempat.. kami tak henti-hentinya larut dalam kesedihan, tapi tak berlangsung lama karena kami tahu kau tak suka dengan hal ini. Kami yakin, kaupun tak mau melihat kami larut dalam kesedihan.

Terimakasih, sahabat.. terimakasih untuk waktu yang singkat bersama kami tapi sangat berarti. Terimakasih telah menjadi bagian dari kami semua. Terimakasih telah menghadirkan dirimu sebagai sosok sahabat, teman dan saudara yang baik untuk kami semua. Terimakasih, sahabat. Terimakasih untuk argumen-argumennya selama ini. Terimakasih, sahabat. Damailah di tempat-NYA, silahkan bermain dengan bidadari-bidadari disana, kami disini selalu mengingatmu dan mendoakanmu. Kami disini selalu menaruhmu di bagian terdalam dari hati kami, sahabat. Beribu sayang dan doa yang tulus terpanjat untukmu selalu, sahabat kami ALM. HIZBUL MAULANA 

Saat hati mengingatmu, sahabat.
@kamar kost, Kompleks Wesabbe Blok C/49, Makassar.

4 comments:

  1. No word can explain how much I miss him :(

  1. same with me :(
    keep praying 4 him ...

Post a Comment