Obrolan Singkat dengan Sahabat

Wednesday 29 June 2011

Pagi ini ada nomor yang tak dikenal muncul di layar handphone unhy. Masih terlalu pagi untuk menjawab telpon. Malas menerima telpon hari ini apalagi dari nomor yang tak dikenal namun di lain sisi pikir lagi jangan sampai ini telpon dari orang penting yang mengabarkan sesuatu kepada saya. Akhirnya, saya pun menekan tombol hijau di HP dengan gerakan yang malas sambil ngomel-ngomel kecil.
‘Assalamualaikum.. siapa ini?’, tanyaku dengan nada malas. ‘Waalaikumsalam.. ini Haris.’ Jawab lelaki diseberang sana. Sambil menguap ‘Haris? Haris siapa?’, tanyaku lagi. ‘Haris Tallo’, jawabnya singkat. Sambil memutar-mutar otakku mengingat kembali sepertinya nama ini tak asing bagiku. sambil menyebut namanya berulang-ulang kali dalam hati seketika saja sekelebat bayangan tersaji dihadapanku. Cowok putih, rambut hitam, ramah dan pintar, sosok itu muncul di hadapanku dan saya pun ingat siapa lelaki yang meneleponku pagi ini. ‘Haris Tallo? Teman Sdku kan?’, tanyaku tak sabar. ‘Ya, syukurlah kalau masih ingat’, jawabnya.
Setelah itu maka berlanjutlah dengan obrolan santai antara kita berdua. Dia sahabatku yang lama tak pernah saya dengar kabarnya lagi setelah hari kelulusan sekolah dasar 2004 lalu. Sejak saat itu, saya tidak pernah tahu dia melanjutkan SMP dan SMA dimana, tidak pernah tahu tentang kabarnya lagi. benar-benar lost contact. Dia salahsatu sahabatku sejak duduk di bangku sekolah dasar. Saya mengenalnya sebagai anak cowok seumuran saya yang baik, lucu, menyenangkan dan teman cowok yang baik. Entahlah sekarang dia menjadi sosok seperti apa. Kami saling bertukar cerita. Tak ada rasa canggung diantara kami, walaupun lama tak bertemu, tak saling bersua tapi tak ada rasa canggung. Serasa baru kemarin saja kita bertemu dan pagi ini dia menghubungi saya.Berbagi cerita dengannya, mendengar kabar darinya. Dia masih seperti yang saya kenal dulu.
Dari dia sayapun tahu kalau sekarang dia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Perhubungan di Bali. Dia terpilih untuk mewakili Maluku, tak heran saya mendengarnya. Karena dari dulu dia memang sudah saya akui sebagai salahsatu sahabat saya yang cerdas. ‘Ambil jurusan apa, unhy?’, tanyanya. ‘Komunikasi’, jawabku singkat. ‘Bagus tuh. Saya kira unhy ambil hukum’. Pernyataannya membuat saya sedikit bingung. ‘Kenapa Haris bisa pikir kalau Unhy ambil hukum?’, tanyaku lagi. ‘Haris kan tahu apa yang Unhy inginkan dari dulu’, jawabnya polos. Ternyata dia masih seperti sahabatku yang dulu, yang selalu tahu apa yang paling saya inginkan. Dan dia masih mengingat apa yang menjadi keinginanku dari masih SD. Setelah melepas kangen di telpon, saya pun mengabari kepadanya perihal rencana reuni dengan teman-teman SD sekitar bulan agustus nanti. Beruntung dia akan lebaran tahun ini di Ambon, jadi saya bisa reuni dengan dia dan teman-teman yang lainnya. Setelah mengobrol beberapa menit di telpon, dia pun menyudahi telponnya dan berjanji akan segera menghubungi saya lagi.Tak sabar rasanya bertemu langsung dengannya.



0 comments:

Post a Comment