Rasa (yang tidak boleh) Tertinggal

Monday 26 December 2011

Sudah jelas. Semuanya sudah jelas. Kita harus berdiri teguh pada prinsip masing-masing. Ini komitmen kita. Harus teguh.
Semuanya sudah berakhir. Tak boleh ada lagi cerita apapun. Tentang aku padamu, kamu padaku, atau bahkan tentang kita berdua. Tak boleh. Ini tak boleh. Sangat tidak boleh. Jangan ciptakan riak yang tak seharusnya ada. Setitik pun jangan. Tak boleh lagi ada rasa itu, demi Tuhan jangan.
Jangan nodai komitmen kita ini. Ini salahmu. Semua ini terjadi karena kesalahanmu. Jadi, aku harap hargai komitmen ini. Ini akhirnya. Jangan sisipkan rasa apapun lagi.
Tahukah kau?
Kau kukenal sebagai seseorang yang berbeda . Kau. Beda. Maka jangan torehkan noda sedikitpun dimataku. Jangan membuat sembilu dihatiku. Jangan. Sungguh tak ada seorangpun yang bisa memahami seperti apa artimu dalam hidupku. Bahkan kau sendiripun tak akan pernah memahaminya. Namun, toh ternyata noda itu tertoreh juga. Tepat didepanku.
Maka, berbahagialah. Bahagialah kau dimanapun kau berada. Berbahagialah dengan segala yang kau lakukan dan yang akan kau lakukan. Berbahagialah dengan siapapun yang akan ada disampingmu. Bahagialah. Jangan hiraukan aku lagi. Sungguh, aku tak mau lagi. Berbahagialah, tanpa sedikitpun ada rasa (yang tidak boleh) tertinggal dihatimu untukku.

0 comments:

Post a Comment