Dia yang Kukagumi dalam Diam

Wednesday 30 January 2013

Hai, apa kabar? Pagi ini dingin, hujan semalam mengguyur kota ini lagi. Senang rasanya aku bisa menulis surat cinta hari ini untukmu, walau kutulis sambil sesekali meniup kedua tanganku, berusaha menghangatkan jemariku. Aku tak berharap kamu akan menemukan surat ini dan membacanya, aku tak berharap demikian. Biarlah... asalkan aku telah menulis surat cinta ini untukmu, itu saja sudah cukup bagiku .

Aku adalah perempuan yang mengagumimu sedari dulu. Sejak pertama aku bertemu denganmu, itu awalnya. Setelah pertemuan itu, segalanya terjadi begitu saja. Aku tak bisa menerka rasa ini. Aku tak bisa menghindari dan berpaling dari kenyataan bahwa aku mengagumimu sejak itu sampai sekarang. Sampai saat ini, aku tetap mengagumimu. Walaupun hanya dalam diam, aku sanggup untuk tetap mengagumimu.

Aku selalu menyukai caramu berbicara, aku suka saat mendapati diriku memperhatikanmu saat kamu sedang dengan asyiknya mengeluarkan pendapatmu. Aku suka rambutmu, aku suka caramu berjalan. Sungguh aku mengagumimu, kawan. 

Aku tak berani, tak cukup punya banyak kekuatan untuk menunjukkan rasa kagumku itu padamu. Cukuplah aku dan Allah ku yang tau bagaimana aku mengagumimu. Aku mengagumimu, dibalik kata tepatnya kubersembunyi.

Dari, aku yang lebih memilih memperhatikanmu dibalik kata.

Untukmu, Manise

Tuesday 29 January 2013

 Dear manise...
Aku merindukanmu, maniseku..
 pulang ke pangkuanmu adalah satu hal yang aku inginkan saat ini.
 Ingin rasanya mendapati kedua kakiku berpijak ditanah suburmu,
 ingin rasanya kudapati kedua mataku memandangi senja dibalik gunungmu, diatas pantaimu.

Aku merindukan mereka yang ada disana, manise..
Ingin rasanya aku bermain mesra dengan pantaimu
Biarkan buih-buih ombak menggulung mesra menggelitik kakiku
Senja disana kurindukan

Aku ingin maniseku seperti dulu
Tapi bukan berarti aku tak menyukai maniseku yang sekarang
Aku menyukaimu bagaimanapun keadaanmu sekarang
Selalu ada doa yang terpanjat dilangit sana
Untuk mereka yang ada disana
Dan untukmu, aman, jayalah kota ambon maniseku..

dari,

Aku, yang lahir dan tumbuh ditanahmu
 

Kupastikan itu Indah


Kamu disana
Diam-diam menyembunyikan apa yang kamu rasa
Menyembunyikan dengan rapi apa yang menjadi harapmu

Aku disini
Diam-diam mulai melupakanmu
Walau sering kudapati diriku sedang berada dalam ruang nostalgia
Mengingatmu diam-diam
Namun kupastikan melupakanmu, aku berhasil.

Kamu disana
Entah bagaimana kamu nikmatin bintang yang berhamburan
Di setiap pekat malam yang kau temui
Entah apakah kamu masih selalu menikmatinya
Entah apakah kamu masih seperti anak kecil bila melihat bintang
Seperti yang kudapati saat malam yang pernah kita lewati

Aku disini
Masih menikmati peralihan indah itu
Walaupun tanpa kamu
Kupastikan peralihan itu tetap indah kulihat
Seringkali mungkin kurasa sepi
Namun kupastikan senja itu tetap indah kurasa

Selamat menikmati bintangmu disana
Dan aku akan tetap menikmati senjaku disini
Selamat membersamai langkahmu dengan dia
Akan ada saat yang indah nanti..
Bersamamu atau tidak bersamamu
Kupastikan itu indah.


29.01.2013 Flu berat, dingin, sepaket untuk menulis

*Untittled*


Kamu tahu aku selalu memikirkan satu hal.
Kita tidak bersama saja, tapi kita selalu saling menyakiti.
Apalagi bila kita bersama??
Akankah lain ceritanya?

Aku bertanya padamu malam itu
Malam dimana kita kehujanan dan bertepi di bangunan biru
Kamu diam..memandangku..
Aku membalas tatapanmu..
Kita tak saling menemukan jawabannya
Tak ada jawaban disitu..


19.01.2013 Dingin menusuk dan kuingat malam itu

Sebulan Disini....

Sebulan disini banyak hal telah terjadi, banyak hal yang menjadi cerita. Sebulan jadi bagian dari keluarga ini, banyak hal yang telah saya rasakan, mulai dari bagaimana harus bangun pagi-pagi siap-siap ngantor, dari pagi sampe sore di kantor terus, pulang kantor sore udah capek, dan seabrek cerita lainnya. Sebulan disini juga rasanya menyenangkan, sangat menyenangkan malah, rasa-rasanya saya tak mau balik ke Makassar (apa-apaan unhy, ingat kuliah!) hahahaha

Disini, saya pertama kalinya ngerasain gimana rasanya ngungsi saat kebanjiran. Hujan deras mengguyur semalaman, pas bangun air diluar kosan udah sampai selutut. Buru-buru kemasin barang-barang dan ngungsi ke rumah panggung milik Ibu kos. Iya, seumur-umur baru pernah kena kebanjiran dan harus ngungsi pula. 

Selama sebulan disini juga, saya sering sharing ke Bapak-bapak dan Ibu-Ibu yang telah lama bekerja disini. Mulai dari masalah kuliah, masalah pekerjaan, bahkan sampai masalah pribadi juga. Suasana kerjanya yang menyenangkan, orang-orangnya yang humoris dan sangat kompak dengan sesama teman. Setiap hari selalu ada saja yang bisa dijadikan bahan ketawaan. Benar-benar pengalaman yang menakjubkan selama sebulan disini.

Saya selalu ingat kata-kata Direktur Utama PT. Biringkassi Raya tempat saya magang, Pak Iwan’s Faturachman, “kita harus bisa jadi pemberani, kita harus nekat dan penuh perhitungan. Kalau sedang merantau dan sakit atau dalam keadaan yang sulit, biar hanya kita saja yang tahu, kabari selalu ke keluarga kalau kita baik-baik saja.”

Terimakasih untuk sebulan yang penuh pengalaman ini, sangat berharga, sangat menyenangkan. Mereka menjadikan saya dan kedua teman saya sebagai layaknya adik, keluarga. Senang rasanya bisa dipertemukan dengan mereka disini.

29-01-2013/10:32 AM Lagi ga ada kerjaan di kantor, makanya ngetik sambil ketawa-ketawa dengar orang-orang kantor bercandaan. Hahaha :D