Surat Terakhir untuk Kekasih

Tuesday 30 April 2019
Kekasihku sayang,
Ini surat untukmu
Ditulis saat hujan turun
Aku ingin menahanmu disini
Tapi seperti hujan, ia menyapu semua di jalan kita
Termasuk cinta.

Kekasihku yang keras kepala,
Kau harus tahu
Kau tak bisa begini saja
Menuntut menerima cinta tapi tak memberi

Kau tak bisa menerima begitu saja cinta
Tanpa kau memberi sebanyak yang ingin kau terima
Konyol, sayang
Sebuah kekeliruan yang berujung bodoh
Adalah kesia-siaan belaka
Kamu harus paham itu

Pun hal yang kau diamkan berlarut-larut
tak bisa tiba-tiba bersuara tanpa ada pemicunya
Makanan yang dingin tak bisa jadi panas
bila kau tak panaskan terlebih dahulu
Begitu pun dengan "kita"

Kekasihku yang egois,
Jangan pikir seberapa banyak yang telah kau beri
tanpa ingat seberapa banyak pula yang telah kau terima
Cinta tak ada ukurannya
Tak ada metode pengukuran yg paten
perihal siapa yang lebih banyak memberi cinta
Siapa yang lebih baik dalam mencinta
Tak ada, sayang.

Kau harus menjadi mengerti
Bahwasanya hal-hal buruk yg dibiarkan begitu saja
kan menguap menjadi awan hitam
Kelak turun menghujani langit kita
Deras..deras sekali
sampai-sampai kita tak mampu berteduh

Kekasihku,
Aku basah kuyup, menggigil kedinginan
Kau membawa hujan tiada henti di langitku
Mari bergegas
Hal-hal menjadi buruk
Cinta tak mampu menahan
Ia dikalahkan ego
Berpisahlah kita
Tak ada yang menahanmu disini
Lepas, bila tak mampu menggenggam
Pergi, bila tak mampu tinggal

Aku takkan menahan yang ingin pergi
Masing-masing kita ingin melanjutkan perjalanannya sendiri
Kita hanya perlu melepaskan.

Hujan, 30 April 2019




0 comments:

Post a Comment